Laporan wartawan sorotnews.co.id : Malau.
MUBA, SUMSEL – Upaya menekan angka stunting, harus melibatkan semua elemen masyarakat khususnya Pemerintah Daerah sebagai motor dari pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan permasalahan tersebut. Seperti aksi intervensi gizi yang dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Musi Banyuasin, dalam penanganan persoalan stunting di Kecamatan Babat Toman.
Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Tris Tomy, S.STP., M.Dev mengungkapkan, aksi yang dilakukan dalam pencegahan dan penangan stunting, yaitu dengan membagikan ikan segar kepada balita dan ibu hamil, di dua kecamatan yaitu, Babat Toman dan Lais. Selain itu, sedikitnya ada 100 orang yang akan mendapatkan program tersebut.
“Jumlah penerima bantuan ada 100 orang dengan rincian untuk Kecamatan Babat Toman 50 orang ibu hamil dan 50 orang balita. Sedangkan di Desa Teluk Kijing II Kecamatan Lais untuk 63 orang ibu hamil dan 37 orang balita,” terangnya Kamis (8/7).
Dikatakan Tomy, bahwa bantuan ikan segar kepada balita dan ibu hamil merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan program, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Muba, yang dikomandoi oleh Hj Thia Yufada Dodi Reza, dalam mengurangi angka stunting di masyarakat.
“Dinas Perikanan merupakan bagian terpenting dalam penyedia protein alami, dalam penanganan stunting. Sehingga kami bersama TPKK Muba memiliki program pemenuhan protein hewani yaitu ikan yang diharapkan dapat membantu masyarakat,” bebernya.
Sementara itu Kepala Bidang Usaha Perikanan, Tarmizi, S.E menjelaskan, Dinas Perikanan menyediakan ikan segar bagi 100 orang selama lima bulan, untuk membantu perbaikan gizi masyarakat, dimana setiap balita dan ibu hamil memperoleh tiga kilogram ikan. Selain itu, data penerima manfaat, diperoleh berdasarkan data Dinas Kesehatan Muba melalui Puskesmas.
“Setiap penerima manfaat, memperoleh tiga jenis ikan segar, yaitu Ikan Nila, Patin, dan Lele. Sehingga setiap bulan Dinas Perikanan memberikan bantuan sebanyak 300 kilogram ikan kepada masyarakat yang dianggap terkena stunting berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas,” terangnya didampingi oleh Kasi Data Usaha Perikanan Bella Umbari,S.Pi, MM.
Dijelaskan Tarmizi, bahwa setiap bulan pihaknya menyerahkan bantuan kepada penerima manfaat sebanyak dua kali. Sehingga setiap orang mendapatkan ikan segar dua kali dalam satu bulannya.
“Kita sudah memulainya sejak awal Juni sampai bulan Oktober mendatang, sehingga totalnya lima bulan,” terangnya.
Nantinya, lanjut Tarmizi, setelah lima bulan atau pada November mendatang, akan dilakukan monitoring dan evaluasi terahadap penerima manfaat di dua kecamatan tersebut. Sehingga diketahui dilakukan manfaat program yang dilaksanakan tersebut.
“Kita akan lakukan monitoring dan evaluasi nantinya, kepada balita dan ibu hamil yang menerima manfaat. Jika memang membantu, maka akan diperluas dan dilakukan penambahan penerima manfaat, juga waktu pemberian,” terangnya.
Diketahui, Ketua TP PKK Muba Hj Thia Yufada Dodi Reza terus bergerak dalam pencegahan stunting dan telah mendapatkan apresiasi dari BKKBN, yang berhasil menurunkan prevalensi stunting hingga 7 persen dari target nasional 14 persen, dimana masyarakat gemar mengkonsumsi ikan.
“Upaya mencegah stunting kita lakukan hingga ke pelosok desa dengan meningkatkan koordinasi banyak pihak khususnya TP PKK Desa, dan menggaungkan dengan gemarikan atau gemar makan ikan,” ungkap Thia Yufada belum lama ini.
Selain itu, pihaknya semaksimal mungkin dan all out dalam upaya pencegahan stunting. Dimana stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) biasa disebut pendek.
“Peran pertama TP PKK dalam pencegahan stunting yakni meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kader dan pengembangan pengorganisasian masyarakat. Selain itu, PKK berperan menguatkan kelembagaan Pokja untuk membangun komitmen dan dukungan sumber daya untuk KIA, dan pemutakhiran data dan informasi,” jelasnya.