Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
JAKARTA – Ketua Umum DPP Perisai Berkarya Tri Joko Susilo, SH, menyebut ada pendapat pendapat bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah tidak perlu disajikan lagi filmnya justru mengabaikan pesan kehidupan bahwa sejarah harus diajarkan agar tak terulang kembali.
“Justru para Soekarnois wajib nonton. Kata Bung Karno jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kitab suci seperti Al-Quran pun isinya juga sejarah. Sejarah harus diungkap agar republik ini mampu menjadi rumah bagi semua, tanpa ada yang memaksakan kehendak. Mengubah atap ideologi rumah kita bersama yaitu pancasila. Kalau atap yang sudah tepat diubah dengan paksa, bisa bocor atau masuk hewan pembawa penyakit,” ujar TJS.
Bagi yang bilang musuh saat ini adalah korupsi bukan lagi yang utama komunis itu tak ubahnya orang mau ke Depok tapi malah nanya selain ke Depok kita perlu ke Bogor. Artinya pertanyaannya tak nyambung. Masak ditanya ulang tahunnya apa, jawabnya mutar dan pakai kalimat apalah arti umur,” ulas TJS.
“Perilaku ngeles, ingin menutup sejarah buruk dan lainnya merupakan perilaku watak-watak keturunan komunis yang darah ditubuhnya mengalir pengkhianatan, bohong, begal demokrasi dan sejenisnya,” ungkap TJS.
“DPP Perisai Berkarya salut dengan Organisasi Kepemudaan OKP yang mempelajari bahkan nobar film PKI. Apalagi yang punya sejarah melawan PKI seperti Anshor, HMI dan PII,” ujar Tri.
Tri Joko Susilo berharap agar momentum film G-30-S-PKI memproyeksikan melawan PKI bisa menjadi pelajaran betapa heroisnya bangsa ini menumpas dan mengganyang segala bentuk upaya menghapus satu butirpun batang tubuh Pancasila.
“Pancasila adalah perisai, pancasila adalah pelindung bagi kepala seluruh rakyat Indonesia agar semua ideologi yang sesuai pancasila bisa masuk kecuali racun dunia bernama komunisme,” ujar Tri.
Pembina Perisai Berkarya Tommy Soeharto pun menyatakan bahwa menonton Film tersebut adalah hal yang bagus dan sesuai fakta.
“Marilah kita rayakan kejujuran cinta yang amat dalam pada Pancasila, mencintai para pemimpin bangsa, para leluhur untuk menonton film bersejarah ini, kalau perlu Perisai Berkarya mengajak Ibu megawati, Pak Jokowi untuk menonton Film ini,” ujar Tri Joko Susilo.
Tri menyebut, “pihaknya bukan saat nobar saja berkonstribusi mengawal kesaktian Pancasila, beberapa tahun lalu kami mengundang ormas-ormas besar di sebuah gedung untuk mewaspadai PKI termasuk yang hadir saat itu adalah dari Imam besar sebuah ormas Islam,” ujar Tri.
Tri Joko menyebut kalau perlu generasi millenial ikut menjual marchidance atau atribut entah itu kaos, pin dan sebagainya yang mewaspadai PKI termasuk foto-foto pahlawan revolusi karena sektor UKM juga sangat bagus ikut serta mengkampanyekan ini.
“Karena itu salah satu perjuangan Perisai adalah membangun ekonomi, kalau orang lapar mudah diprovokasi, dilempar sembako suruh jadi komunis dia bisa tergoda, oleh sebab itu kesadaran sejarah dan kebangkitan ekonomi sama-sama kita perjuangkan dengan amat sangat gigih, tanpa henti, berapapun media dan ormas harus ikut besar-besaran menjaga NKRI dari faham komunis,” ujar Tri Joko Susilo.
Pada akhir kata, Tri Joko Susilo menyampaikan terima kasih kepada Jendral Besar H.M Soeharto dan TNI AD atas upayanya menjaga kelangsungan bangsa ini dari provokasi PKI.