Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Pelaksana tugas (Plt) Camat Wonokerto, Pekalongan, M.A.Ghozali berjanji akan menindaklanjuti temuan dugaan penyalahgunaan Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Provinsi Jawa Tengah di Desa Api-Api.
“Coba nanti saya tanyakan ke teman-teman karena belum terlalu paham aturanya,” katanya, Selasa (30/11/2021).
Diketahui bankeu Rp 200 juta yang seharusnya digunakan untuk membiayai pembangunan jalan berkontruksi beton sepanjang 169 meter, lebar 4,5 meter dengan metode padat karya atau keterlibatan masyarakat justru diborongkan.
Ghozali pun menyebut bahwa di lapangan terkadang bahasa swakelola bila dilihat dari luar seakan-akan diborongkan. Contohnya, pekerjaan rabat beton kalau diserahkan ke warga karena aturanya harus swakelola atau padat karya akan tetapi masyarakat yang datang hanya pegang pacul serta sapu dan hasil akhirnya tidak terlihat atau jadi.
Ia menambahkan, bahwa contoh pengalaman seperti itu ada dan pihaknya melihat hal yang demikian mungkin saja terjadi.
Lantas, kata dia, pertimbanganya daripada masyarakat di Desa Api-Api yang banyak bekerja sebagai nelayan diundang untuk kerja dengan cara padat karya tentu akan sulit.
“Untuk itu praktisnya meraka lebih memilih menggunakan redi mix atau mesin pengaduk semen namun demikian nanti saya cek sejauh mana, soalnya untuk saya sendirikan belum sampai kesana,” katanya.
Dijelaskan, setiap pembangunan yang ada di kecamatan pihaknya akan tahu, namun untuk bisa sampai detai kualitasnya, tentu tidak memiliki kapasitas karena yang paham kapasitas DPU PR.
Sementara informasi warga menyebut sejak awal pembangunan jalan dimulai hingga rampung tak ada satu pun warga dilibatkan khususnya yang masih menganggur atau tidak sedang bekerja.
Warga mengeluh semua pekerja berasal dari luar daerah dan ironisnya kualitas jalan tidak seperti yang diharapkan karena belum dua pekan rampung sudah retak-retak.
Dari keterangan warga setempat dari awal sampai pekerjaan dimulai ,tidak ada warga desa dilibatkan dalam pekerjaan semua tenaga Kerja dari luar desa dan sangat disayangkan hasil nya belum ada sebulan sudah retak-retak.