Diduga Sumur Tercemar Limbah Batik, Warga Serbu Droping Air Bersih Dari PMI

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.

PEKALONGAN, JATENG – Palang Merah Indonesia (PMI) Pekalongan mengerahkan dua armada truk tanki air bersih dan mendistribusikanya ke warga Kelurahan Simbangkulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (6/3/2022).

Sebanyak 9000 liter air bersih tersebut didistribusikan lantaran belasan sumur warga setempat tidak lagi bisa dimanfaatkan akibat tercemar limbah batik.

Relawan PMI Pekalongan, Kintoko Yuda mengatakan, permintaan air bersih dari warga Kelurahan Simbangkulon tersebut dikarenakan sumur tercemar limbah.

Warga juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih dan meminta bantuan distribusi air bersih ke PMI Kabupaten Pekalongan.

“Jadi hari ini kami mengirim dua armada truk tangki masing-masing berkapasitas 5000 dan 4000 liter,” katanya.

PMI merencanakan pendistribusian air bersih akan dilakukan dua kali dalam sepekan.

“Saat ini droping air bersih masih menyesuaikan kemampuan, namun bila permintaan semakin tinggi maka akan dijatah agar semua mendapatkan kesempatan yang sama,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Misbahudin (45) warga RT 15 RW 5 Kelurahan Simbangkulon menyampaikan, suplai air dari PMI sangat membantu kebutuhan warga.

Dalam tiga bulan terakhir, kata dia, warga kesulitan mendapatkan air bersih karena tidak lagi bisa memanfaatkan air dari sumur yang tercemar limbah batik.

“Untuk minum, memasak dan mencuci kami beli air galon isi ulang, sedangkan untuk mandi dan buang air besar kalau enggan mengungsi ya menampung air sumur yang didiamkan beberapa malam menunggu endapan limbah dulu baru bisa digunakan,” ungkap Misbahudin menjelaskan.

Misbahudin berharap agar PMI rutin memberikan bantuan air bersih karena warga tidak tahu kapan kondisi air sumur pulih.

Demikian juga dengan proyek pembangunan saluran limbah dan rumah tangga yang tidak kunjung selesai hingga berakibat mencemari sumur warga.

“Semoga bantuan air bersihnya rutin sampai nanti keadaan normal kembali,” katanya.

Warga mengaku akibat terdampak pencemaran limbah batik, terpaksa harus menyediakan uang lebih untuk bisa beli air galon isi ulang.

“Satu galon harganya Rp 5000, sekali beli empat galon tiap dua hari sekali. Jadi dalam dua hari kami mengeluarkan uang Rp 20 ribu hanya untuk beli air bersih untuk kebutuhan minum dan masak,” jelas Misbahudin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *