Dalih Tak Bisa Merawat, Bantuan Lebah Madu Dari Penmprov Jateng Untuk KTH Pekalongan Diam-diam Dipindahtangankan Ke Daerah Lain

Ilustrasi.

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.

PEKALONGAN, JATENG – Proyek bantuan alat budidaya lebah madu untuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Tani Maju, Desa Bantar Kulon, Kecamatan Lebak Barang, Kabupaten Pekalongan pada 2021 diduga fiktif.

Sudah setahun ini, para anggota kelompok tani maupun warga desa tidak ada yang mengetahui atau menerima bantuan alat budidaya lebah madu tersebut.

Bendahara KTH Tani Maju, Imron mengungkapkan bantuan alat budidaya lebah madu yang dimaksud tidak pernah sampai ke desa sehingga tidak ada yang tahu.

“Kami tidak tahu menahu karena memang belum pernah melihat bentuk barangnya,” ujarnya, Sabtu (7/5/2022).

Berbeda dengan Ketua KTH Tani Maju, Rochim yang justru mengakui adanya bantuan berupa alat-alat budidaya lebah madu dari Provinsi Jawa Tengah.

Ia mengaku menerima bantuan sudah setahun lalu namun barang-barang untuk keperluan budidaya tidak berada di desa tapi dititipkan di Kabupaten Pati.

“Barangnya ada di daerah Pati, saya sengaja titipkan ke sana untuk digaduh (dikerjasamakan bagi hasil),” aku dia.

Rochim berdalih, demi sistem gaduh dilakukan lantaran anggota KTH Tani Maju kesulitan merawat lebah madu dan bila dipaksakan maka tidak akan bisa berkembang.

Dikatakan pula biaya perawatan sekaligus ketersediaan pakan dan serangan penyakit atau hama tidak mampu ditanggung warga maupun anggota.

“Lebih aman digaduh karena ada yang merawat. Warga akan kesusahan mencari makanan lebah, seperti serbuk bunga dan gula karena harus membeli,” jelas dia.

Meski sudah digaduh, lanjut dia, namun belum pernah ada bagi hasil atau keuntungan lantaran dalam satu tahun ini belum ada hasilnya.

“Untuk lebih jelasnya bisa menghubungi pendamping maupun penyedia barang dan jasa karena lebih mengetahui hal tersebut,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Pendamping Dinas Kehutanan Kabupaten Pekalongan,Tato, menjelaskan bantuan yang diserahterimakan kepada KTH Tani Maju berupa 40 kotak sarang berikut koloni lebah jenis Melifera.

Kemudian ada 10 buah Alat Pelindung Diri (APD) khusus untuk memanen madu lebah lengkap dengan masker pengaman khusus.

“Benar bantuan barangnya ada di daerah Pati masih dipelihara, ada permintaan dari kelompok agar digaduh dulu karena di Desa Bantar Kulon sedang tidak musim bunga dan bahayanya juga bisa dimangsa tawon lokal,” beber dia.

Sementara itu Direktur CV. Surya Jaya, Joko, sebagai penyedia barang dan jasa mengatakan, barang yang dikirim ke penerima berisi 40 box rumah lebah madu beserta isinya, kemudian penyangah box 20 biji dan 10 topi jaring.

Satu paket lebah berikut sarangnya yang ada di dalam dua kotak dihargai Rp. 1,5 juta berisi satu penyangga, APD dan topi jaring.

Paket barang yang dikirim, kata dia, tidak pernah diturunkan di Desa Bantar Kulon namun sesuai keinginan ketua kelompoknya seizin pendamping hanya serahterima saja di Batang tepatnya di Kecamatan Bawang.

“Usai serahterima barang langsung dikirim ke lokasi sesuai permintaan ketua kelompok,” katanya.

Sebagai tambahan informasi. Batuan alat budidaya lebah madu desa Bantar kulon, Senilai Rp. 66.500.000,. bersumber dari penjabaran perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi Jawa tengah tahun anggaran 2021.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *