Eks Panglima GAM Ayah Merin Tiba di KPK, Langsung Pakai Rompi Oranye

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Tiyano. 

JAKARTA – Izil Azhar alias Ayah Merin tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta pada pukul 19.41 WIB. Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Sabang itu sebelumnya diterbangkan dari Aceh pukul 15.30 WIB.

Buronan kasus dugaan penerimaan gratifikasi pembangunan Dermaga Sabang yang dibiayai APBN 2006-2011 tersebut sudah mengenakan rompi oranye serta kedua tangannya terborgol.

Izil Azhar terus menunduk begitu turun dari mobil. Dia enggan berkomentar terkait penangkapannya. Ayah Merin terus digiring tim KPK menuju gedung Merah Putih. Ia akan menjalani pemeriksaan sebelum pada akhirnya ditahan.

Sebagaimana diketahui, KPK berhasil menangkap Izil Azhar alias Ayah Merin di Banda Aceh pada Selasa (24/1/2023). Pergerakan Izil Azhar sudah terendus KPK dan Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sejak Desember 2022. Izil Azhar diketahui sudah berstatus daftar pencarian orang (DPO) sejak 30 November 2018.

“Benar, Selasa (24/1) dengan bantuan tim dari Polda NAD, tim berhasil menemukan DPO KPK atas nama Izil Azhar,” ujar Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, Selasa (24/1/2023).

Profil Izil Azhar dan Perjalanan Kasus
Izil Azhar merupakan tangan kanan Irwandi Yusuf, Gubernur Aceh periode 2007-2012 dan 2017-2018.

Dia tercatat sebagai salah satu anggota tim sukses Irwandi pada Pilkada Aceh 2007.

Izil Azhar juga dikenal sebagai mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Sabang.Menurut laporan, Izil Azhar sempat berdinas di Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Namun, dia lantas membelot dan bergabung dengan GAM.Dari situlah, Izil Azhar dijuluki sebagai Ayah Merin (Marines) oleh para anggota GAM, yang merupakan bahasa Inggris dari Korps Marinir. Izil Azhar ditetapkan sebagai tersangka dugaan gratifikasi pembangunan Dermaga Sabang yang dibiayai APBN 2006-2011.

Nama Izil Azhar terseret setelah KPK menetapkan Irwandi Yusuf sebagai tersangka dalam kasus ini.

Izil Azhar diduga menjadi orang kepercayaan Irwandi untuk menyalurkan uang gratifikasi dari Board of Management Nindya Sejati Joint Operation, yakni Heru Sulaksono dan Zainuddin Hamid

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *