Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
JAKARTA – Semakin kokoh menjadi market leader di bidang environmental, social, and governance (ESG), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat penyaluran kredit berkelanjutan yang tumbuh 13,1% year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp. 694,9 triliun pada akhir tahun 2022.
Kredit tersebut disalurkan pada sektor UMKM, energi terbarukan, hingga transportasi ramah lingkungan. Kontribusi segmen UMKM dalam hal ini mencapai 88,66% terhadap Kredit Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) BRI atau setara Rp. 616,1 triliun. Sedangkan sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) memiliki proporsi sebesar 11,34% atau Rp. 78,8 triliun terhadap KKUB.
Terkait pencapaian BRI tersebut, Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan bahwa ESG bukan hanya berbicara mengenai keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menyejahterakan manusia.
“Jadi dalam hal aspek social itu, kredit UMKM masuk dalam kategori ESG dan BRI adalah bank terbesar yang menyalurkan pembiayaan untuk UMKM dan bahkan untuk masyarakat prasejahtera,” katanya, Senin (28/3/2023).
Diketahui, BRI juga memiliki rencana penggalangan dana untuk menyokong kredit ESG melalui penerbitan green bond senilai Rp. 15 triliun. Pada tahun lalu, BRI telah menerbitkan green bond atau obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I senilai Rp. 5 triliun.
“Artinya, bank juga akan memiliki tanggung jawab untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan,” ucapnya.
Ali melanjutkan, ada tiga unsur penting dalam ESG, yakni people, planet, dan profit. Artinya, sebuah perusahaan yang sudah memiliki visi keberlanjutan harus memikirkan cara mendapatkan laba sejalan dengan upaya menjaga manusia dan lingkungan sekitarnya.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana bank mampu melakukan screening tehadap nasabah yang berperilaku ramah lingkungan dan tidak,” lanjut Ali.
Senada, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto T. Budiman mengatakan, kredit ESG memiliki potensi besar bagi masa depan perbankan. Hal ini dibuktikan oleh investor global yang mulai berfokus pada aspek keberlanjutan dalam strategi investasi mereka.
“Penerapan ESG menjadi pertimbangan utama mereka dalam berinvestasi, perbankan nasional pun tak luput dari penerapan prinsip tersebut,” kata Haryanto dalam CEO Banking Forum pada Januari 2023.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menegaskan bahwa kredit berkelanjutan yang disalurkan BRI merupakan bagian dari sustainable finance. Hal ini sebagai upaya menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan tersebut berdasarkan pada keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
“Hal ini penting bagi BRI untuk senantiasa memberikan economic maupun social value kepada seluruh stakeholders dengan kinerja yang mengacu pada keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Mengingat posisi BRI yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan pelaku UMKM,” ujarnya menekankan.
Achmad pun merinci bahwa portofolio kredit berkelanjutan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Data perseroan menunjukkan pada tahun 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI adalah sebesar Rp. 550,4 triliun, mencapai 62,5% dari total portofolio kredit.
Pada 2021 persentasenya mencapai 65,1% dari total portofolio kredit dengan nominal senilai Rp. 614,2 triliun, atau tumbuh sebesar 11,6% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 lalu kontribusinya meningkat menjadi sebesar 67,5% terhadap total portofolio kredit.
Pertumbuhan tersebut secara langsung menggambarkan komitmen BRI dalam memperkuat penerapan prinsip ESG.
“Kami telah menyusun ESG Sustainability Strategy dengan aspirasi untuk menjadi World Class Sustainable Banking Group focusing on Environmental, Social, and Governance Dimensions. Hal ini untuk merealisasikan visi BRI pada 2025, yaitu menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion,” ujarnya.