Korban Pengeroyokan Salah Sasaran Di Batang Pertanyakan Keseriusan Polisi Tangani Kasusnya

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim. 

BATANG, JATENG – Seorang pemuda bernama Erwin Arianto (26) warga Dukuh Secang, Desa Kenconorejo, Kabupaten Batang menjadi korban pengeroyokan salah sasaran dari orang tidak dikenal. Korban sudah visum bahkan melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Batang namun belum ada perkembangan.

Bacaan Lainnya

“Saya melapor Rabu 19 April 2023 lalu namun ditunggu hingga luka jahitan wajah sembuh sekarang ini belum ada kabarnya,” ungkap Erwin, Sabtu (27/5/2023).

Erwin menceritakan nasib yang dialaminya berawal dari perjalanan pulang bermain pada bulan puasa lalu, kemudian mampir ke warung angkringan di Jalan Ahmad Dahlan, Batang bermaksud untuk berteduh dari hujan sekaligus sahur sebelum pulang ke rumah.

Bersama dengan seorang rekan dirinya makan namun tidak berapa lama masuk seorang tidak dikenal lalu ngobrol dengan pelayan wanita di angkringan. Tidak disangka tiba-tiba orang tidak dikenal tersebut menghardik rekannya bernama Wahrudin yang sedang makan.

“Teman saya disangka ‘mliling’ (menatap) dan menantang orang tidak dikenal tersebut. Karena tak merasa seperti itu diabaikan saja hingga yang bersangkutan pergi,” ujar Erwin.

Kebetulan saja selepas insiden itu Wahrudin pamit pergi menjemput temannya yang meminta tolong karena kehabisan bensin di jalan tak jauh dari lokasi angkringan.

“Selang beberapa menit teman saya Wahrudin pergi, datang lagi orang tidak dikenal tadi bersama dua orang lainnya langsung menunjuk-nunjuk saya sambil marah-marah menuduh sayalah orang yang menantang,” terang Erwin.

Untuk menghindari kesalahpahaman dirinya berusaha memberikan penjelasan namun yang bersangkutan tetap tidak terima dan langsung melakukan pemukulan dibantu dua orang lainnya.

“Saya tidak memberikan perlawan dan masih berusaha menjelaskan namun tetap dipukul menggunakan helem dan gelas. Setelah warga melerai ketiga pelaku kabur,” tutur Erwin.

Kejadian pengeroyokan tersebut disaksikan penjual angkringan dan warga lainnya termasuk satu orang yang ternyata masih tetangga desa bahkan terekam CCTV warga yang ada di belakang angkringan.

“Total ada sembilan luka jahitan di wajah saya dan oleh polisi saya diminta mengamankan helm sebagai bukti nanti namun tidak dengan pecahan gelas yang digunakan pelaku untuk memukul,” katanya.

Satu setengah bulan ini dirinya masih menunggu perkembangan dari hasil penyelidikan polisi dan tetap meminta para pelaku ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *