Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro.
SURABAYA, JATIM – Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafi’i mempertanyakan pernyataan Kepala Dinas Sosial Anna Fajriatin baru-baru ini. Anna menyampaikan bahwa ada penolakan dari belasan ribu keluarga miskin (gamis) di Surabaya terhadap tawaran pekerjaan yang diberikan Pemkot Surabaya melalui program padat karya (PPK).
Pemkot Surabaya mencatat ada 19.643 jiwa dari 19.484 gamis yang menolak tawaran pekerjaan itu. Sementara itu, di Surabaya, ada 219.427 jiwa yang masuk dalam kategori gamis dan telah diverifikasi faktual.
”Saya mempertanyakan, keluarga miskin mana yang ditawarkan? Benar-benar ditawarkankah?” kata Imam kepada sorotnews.com
Politikus Nasional Demokrat (Nasdem) itu meminta kepada Kepala Dinas Sosial Anna Fajriatin untuk memaparkan jenis pekerjaan apa saja yang ditawarkan. Apabila yang dimaksud pekerjaan tersebut adalah PPK, dirinya sangsi terhadap pernyataan Anna. Sebab, lanjut Imam, jika dihitung berdasar jumlah kecamatan sebanyak 31, per kecamatan paling tidak memiliki 600 sekian pekerjaan. Sementara, saat ini tidak semua kecamatan punya PPK.
”Ada 19 ribu gamis yang menolak lalu dibagi dengan 31 kecamatan, hasilnya 600 sekian. Benarkah itu? Lalu, kalau pun ada PPK di satu kecamatan, saya minta bagaimana laporan keuangannya?” ujar Imam Syafi’i.
Imam menyayangkan sikap dan pernyataan Anna jika memang 19 ribu pekerjaan yang ditawarkan itu belum ada. Dia menyatakan, pernyataan Anna secara tidak langsung menyiratkan bahwa masyarakat Surabaya hanya mau menerima bantuan sosial.
”Tidak mau pekerjaan, karena framing-nya diberikan pekerjaan tidak mau,” imbuh Imam.
Sementara itu, hingga berita ini selesai ditulis, Anna belum menjawab pertanyaan atau mengonfirmasi terkait 19 ribu gamis dan jenis pekerjaan tersebut.