Kampung Batik Kauman Kota Pekalongan Jadi Sasaran Penelitian Dua Universitas

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni. 

KOTA PEKALONGAN, JATENG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan bekerjasama dengan Universitas Pekalongan (Unikal) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan penyuluhan sekaligus pemeriksaan kesehatan bagi perajin batik Kauman.

Bacaan Lainnya

Pemeriksaan sekaligus pengobatan gratis tersebut meliputi gula darah, kolesterol dan tensi serta antropometri untuk mengetahui ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia.

Kepala Dinkes Slamet Budiyanto mengatakan kolaborasi dengan dua kampus dilakukan untuk menakar derajat kesehatan para perajin di Kampung Batik Kauman.

“Secara berkala mereka ini diperiksa untuk bisa mengetahui kondisi kesehetannya,” ujar Slamet, Minggu (16/7/2023).

Menurut dia para perajin perlu mendapatkan perlindungan kesehatan melalui upaya pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Pihaknya menginginkan perlunya dilakukan pemberdayaan bagi perajin batik dalam upayanya meningkatkan derajat kesehatan di dalam komunitas perajin batik.

“Tujuannya agar para pembatik ini peduli dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” katanya

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Rr Vita Nurlatif menambahkan pendampingan dan penyuluhan yang dilakukan berkaitan dengan prosedur kerja yang sehat bagi para pembatik.

“Tiap tahapan pembatikan mulai dari peralatan hingga proses perekatan malam atau lilin lalu pewarnaan dan nglorod (pelepasan malam dengan air panas) dilakukan dengan aman,” jelasnya.

Sementar dari UNS melakukan penelitian kursi kerja pebatik agar lebih ergonomis atau kurgonomis dengan sasaran lebih dari 40 orang pembatik.

“Kami menjadi bagian dari pentahelix melakukan penelitian yang concern untuk menguatkan para pembatik,” terangnya.

Ia menjelaskan pihaknya membawa empat program studi yaang berada di bawah Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan desain kerja ekonomis, postur kerjas pembatik untuk meminimalkan resiko kerja.

“Meminimalisir juga resiko penyakit dan kecelakaan kerja di sektor industri batik rumahan,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *