Laporan wartawan sorotnews.co.id : M. Suryadi.
PADANGSIDIMPUAN, SUMUT – Toleransi antar Umat beragama benar-benar melekat dalam diri pegawai Lapas Kelas IIB Salambue Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (12/8/2023)
Informasi yang berhasil dihimpun awak media sorotnews.co.id dari Humas Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan bahwa hal tersebut dibuktikan dengan langkah nyata dalam memenuhi hak beragama warga binaan Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan mempunyai inisiatif dan bisa dikatakan terobosan baru di Lapas tersebut yakni pembangunan vihara di dalam Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan
Pembangunan vihara ini diharapkan dapat memberikan fasilitas yang memadai bagi warga binaan yang beragama Buddha tentunya dan Langkah ini sejalan dengan komitmen Kemenkumham Sumut dalam memastikan hak-hak beragama semua warga binaan terpenuhi dengan baik
Japaham Sinaga SH selaku Kalapas Kelas IIB mengatakan bahwa pembangunan vihara ini mendapat perhatian khusus
“Kami berusaha untuk memastikan semua warga binaan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Pembangunan vihara ini merupakan langkah positif dalam mendukung kerukunan dan kesejahteraan di dalam lingkungan lapas,” jelas Japaham
Sementara seorang Narapidana ( Yang namanya diminta untuk tidak dituliskan ) yang menganut kepercayaan Beragama Buddha sangat bersyukur dengan adanya pembangunan Vihara tersebut.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Kalapas Kelas IIB Padangsidimpuan. Pembangunan vihara ini akan menjadi tempat untuk kami menjalankan ibadah dan merenungkan kehidupan kami di dalam lapas,” ujarnya.
Japaham Sinaga menambahkan Dengan adanya pembangunan vihara ini diharapkan bahwa hak beragama warga binaan di Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan dapat terpenuhi secara lebih baik serta dapat menjadi contoh positif dalam menjaga kerukunan dan keberagaman di dalam sistem peradilan pidana.
“Lapas Kelas IIB Ladangsidimpuan mengambil langkah progresif ini sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan lingkungan lapas yang inklusif dan berperspektif kemanusiaan,” tutup Japaham.