Laporan wartawan sorotnews.co.id : S. Ranex.
KOREA SELATAN – Sebagai bagian dari International Religious Peace Academy (IRPA) HWPL yang baru diluncurkan, kuliah online diadakan selama empat hari Sabtu dari tanggal 8 hingga 29 Juli 2023. IRPA menampilkan ceramah yang disampaikan oleh para pemimpin agama terkemuka dari Buddha, Kristen, Hindu, Islam, dan Sikhisme, berdasarkan kitab suci agama masing-masing. Sebanyak 1.388 pemimpin agama dari 108 negara menghadiri rangkaian ceramah tersebut.
Sejak tahun 2014, HWPL telah mengoperasikan Kantor World Alliance of Religions’ Peace (WARP) untuk diskusi perbandingan kitab suci antaragama, Religious Youth Peace Camps untuk pertukaran agama dan budaya, dan Dialog Terbuka dengan Pemimpin Agama untuk diskusi intra-agama di seluruh dunia. Untuk memperluas upaya perdamaian antar agama, HWPL telah memprakarsai platform HWPL International Religious Peace Academy (IRPA) di mana masyarakat dapat mengeksplorasi lebih dari sekadar pemahaman dasar masing-masing agama melalui ceramah berbasis kitab suci yang dibawakan oleh berbagai pemimpin agama.
Para pemimpin agama terkemuka diundang untuk menyampaikan ceramah tentang berbagai topik di Religious Peace Academy, dan para pemimpin agama yang berpartisipasi dapat memilih dan menghadiri ceramah tentang kitab suci dari agama selain agama mereka.
Pada bulan Juli lalu, ceramah keagamaan berdurasi 15 menit dengan topik yang sama disajikan pada minggu pertama dan kedua rangkaian ceramah RPA. Disusul dengan ceramah mendalam selama satu jam pada minggu ketiga dan keempat, di mana peserta memilih ceramah agama sesuai pilihannya.
RPA minggu pertama bertemakan ‘Nubuat dan Kegenapan’, dan minggu kedua bertemakan ‘Tanda-Tanda Akhir Zaman dan Era Baru’. Informasi lengkap mengenai perkuliahan dapat dilihat di website resmi (http://rpa.hwpl.kr/), seperti perkenalan dosen dan video perkuliahan.
Para pemimpin agama yang menghadiri HWPL IRPA perdana pada bulan Juli telah berbagi pemikiran mereka seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
“Sebelum mengikuti RPA, pikiran saya dipenuhi banyak pertanyaan. Pada saat yang sama, pertanyaan menarik ini juga muncul di benak saya. ‘Ke mana RPA akan membawa saya?’, ‘Apa yang akan RPA berikan kepada saya?’, dan ‘Apa bagusnya menghadiri RPA?’, dll. Setelah mengikuti RPA, RPA menjawab beberapa pertanyaan yang ingin saya ketahui. Dan RPA telah membangkitkan rasa hormat terhadap penganut agama lain.
Terlebih lagi, saya melihat para pemimpin agama berusaha mencapai perdamaian dengan berbagai cara dengan kitab suci mereka sendiri. Saya belajar bahwa saya juga mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang damai. Karena saya salah satu pembawa damai.”
– Nanavamsa, Mahasiswa Universitas Gautam Buddha
“Banyak pemimpin agama, perwakilan dari berbagai agama dan peserta dari berbagai denominasi telah mendaftar di Religious Peace Academy HWPL, dan terhubung, berpartisipasi, dan mendengarkan suara satu sama lain secara harmonis. Dengan demikian, sikap positif dalam diri individu meningkat dan konflik antar agama pun berkurang. Dampak positifnya sangat besar dan luar biasa.
Oleh karena itu, adalah tugas kita – umat beragama – untuk mendengarkan orang lain dan ajaran agama lain dengan penuh toleransi, tanpa terlalu terikat pada pandangan atau agama kita sendiri, untuk belajar lebih banyak dengan menghubungkan ajaran-ajaran tersebut dengan keyakinan kita sendiri, dan untuk menyebarkan pengetahuan ini lebih jauh.”
– Enkhbuyan Jargalsaikha, Biksu dari Biara Buddha Sain Nomuun di Mongolia
HWPL akan terus menyelenggarakan dan menjalankan perkuliahan International Religious Peace Academy sehingga agama dapat memperoleh kembali peran dan tujuan aslinya yaitu cinta dan pengertian, dan tidak digunakan sebagai alat konflik.