Bupati Talaud : Mohon Walikota Manado Klarifikasi dan Meminta Maaf

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Ferry Lesar. 

MANADO, SULUT – Bupati Kepulauan Talaud Elly Engelbert Lasut bermohon untuk menyelesaikan polemik terkait kesalahan dari pernyataan Walikota Manado Andrei Angouw yang sudah terlanjur viral di media sosial, bahwa PDRB perkapita Kabupaten Talaud terendah dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), sebaiknya Andrei Angouw sebagai pemimpin berjiwa besar dan seorang Kepala Daerah di Sulut harus ada klarifikasi resmi dan penyampaian maaf kepada seluruh elemen warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Menurut pengakuan ayah dari Caleg DPR RI Partai Demokrat Dapil Sulut nomor urut 1 Hillary Brigitta Lasut, berdasar data benar kalau dihitung pendapatan perkapita PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Talaud 2,6 Triliun dibagi 102 ribu hasilnya sekitar 26 jutaan, itu pendapatan per kapita dengan harga konstan namun ada juga PDRB yang mencakup data potensi daerah 2,6 triliun disektor perikanan, instansi pemerintah, pertanian, perkebunan kemudian dihitung kekayaan semua itu berjumlah 2,6 triliun.

“Juga untuk rata-rata Provinsi, kalau dihitung sekitaran 4 jutaan. Jadi untuk rata-rata regional Provinsi Sulut sekitar 48 juta, Kabupaten Kepulauan Talaud sendiri dikaitkan PDRB dengan kemiskinan tidak bisa karena angka kemiskinan itu ada cara penghitungan sendiri,” ungkap Elly Lasut yang juga sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sulut Rabu, (27/9/2023) di Hotel Sintesa Peninsula Manado.

Maka dari itu katanya semisal Pak Walikota Andrei bilang sedang badut tidak mau datang ke Talaud karena disana tidak ada uang, itu menandakan menggambarkan kemiskinan tapi sebenarnya gambaran kemiskinan ekstrim karena di Talaud ada 2 kategori kemiskinan 1. Angka Kemiskinan 2. Kemiskinan Ekstrim.

Dia menerangkan, kemiskinan itu misalnya seorang tidak ada pekerjaan, ada penghasilan tapi tidak mencukupi untuk membiayai kehidupan itu bisa dikatakan miskin tapi ada pula miskin ekstrim, tidak punya pekerjaan dan berusaha mencari pekerjaan supaya memperoleh uang untuk makan, jika tidak dapat uang dia tidak makan itu yang namanya miskin ekstrim.

“Kabupaten Talaud angka kemiskinan peringkat 6 di Sulut terendah 7,7 sedangkan Manado 25,38 besar sekali karena Manado memberi kontribusi kemiskinan kurang lebih 25,38% untuk Sulut,” ujar Elly sembari mengatakan ini berbicara data.

Kemudian, kemiskinan ekstrim di Talaud nomor 3 paling rendah di Sulut di angka 0,0 sekian ke-1 Minsel angja 0,0 sekian ke-2 Boltim angka 0,0 sekian dan ke-3 Talaud 0,14, sedang Manado masuk kemiskinan ekstrim, berdasar data BPS paling tinggi 3%, 1. Kabupaten Mitra, 2. Kabupaten Bolsel, 3. Kota Manado.

“Jadi urutan ke-3 kemiskinan ekstrim tertinggi itu salah satunya Manado coba bisa bayangkan sakit hati masyarakat Talaud karena mereka tahu data BPS Talaud itu daerah paling tidak miskin tapi disebutkan, sedang badut enggan pergi ke Talaud karena disana tidak ada uang,” kata Lasut dengan mimik sedih.

Kabupaten Talaud sendiri berdasarkan data dari POLRI tingkat kriminal paling aman, artinya indikasi kesejahteraan sedangkan Manado kota tidak aman dan aksi kriminal tertinggi di Sulut.

“Jadi pernyataan ini terkesan menghina masyarakat Talaud, makanya alangkah baiknya sebagai pemimpin Walikota Andrei Angouw merendahkan diri, mohon klarifikasi dan meminta maaf supaya semua polemik selesai,” sebut Lasut menyesalkan.

Elly Lasut menyampaikan, sekarang upaya yang dilakukannya, mencegah jangan sampai terjadi demonstrasi masyarakat Talaud karena kekecewaan atas pernyataan sikap seorang tokoh besar Andrei Angouw.

Diakhir kalimat Elly Lasut berujar, Pak Andrei Angouw sampaikan saja, mungkin tidak ada maksud seperti itu atau kalimat yang sudah terlanjur keluar ditarik kembali sekaligus menyampaikan permohonan maaf, sebab itu bagian dari menyelesaikan masalah.

“Kami juga tidak suka berpolemik karena datanya jelas, bahwa Kabupaten Talaud bukan daerah miskin, kemiskinan ekstrim kita paling rendah di Sulut kendati peringkat 6, berbeda dengan Kota Manado angka kemiskinan paling tinggi nomor 1 serta kemiskinan ekstrim 3 besar tertinggi di Provinsi Sulut, itulah perbedaan data,” terang Elly Lasut yang bakal diusung kapasitas sebagai Calon Gubernur dari Partai Demokrat di Pilkada Provinsi Sulut tahun 2024 mendatang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *