Warga Pesisir Surabaya Selain Nelayan Juga Mengelola Jasa Wisata Dan Berdagang Mengais Rezeki

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro. 

SURABAYA, JATIM – Bagi warga Surabaya Siapa yang tak kenal pesisir Kenjeran dan Romokalisari? Kedua tempat ini pastinya sudah tidak asing lagi di telinga. Pesisir Kenjeran berada di Utara Surabaya, sedangkan Romokalisari terletak di Barat Surabaya.

Tak hanya menjadi tempat wisata, pesisir Surabaya juga dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari pundi-pundi rupiah. Banyak yang bekerja sebagai nelayan, pengelola jasa wisata, hingga pedagang. Semuanya turut menggali potensi pesisir untuk mengais rezeki demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Walaupun demikian, perekonomi masyarakat pesisir ini tidak selalu berjalan mulus sesuai apa yang dikehendaki. Tingkat kesejahteraan para nelayan Kenjeran hingga penunggu wahana di Romokalisari masih belum stabil.

Wali Kota Surabaya menjelaskan permasalahan yang dialami warga pesisir ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku, ia sudah membahas sejumlah persoalan warga pesisir, salah satunya soal lumpur.

Para nelayan sebelumnya sempat sambat soal lumpur. Mereka mengaku akses jalan untuk mencari ikan sulit akibat laut yang dipenuhi lumpur. Tumpukan lumpur ini semakin tinggi sehingga menghambat kerja nelayan untuk menangkap ikan.

Untukmengatasi permasalahan ini, Pemerintah Kota Surabaya bersama kementerian telah memiliki dua rancangan untuk mengatasi masalah lumpur di laut yakni dengan melakukan pengerukan dan pembuatan jalur.

Permasalahan yang terkait dengan lumpur ini sudah kita sampaikan kepada kementerian dan juga ada juga kajian dari kementerian dan sudah turun Insyaallah segera dilakukan pengerukan ya. Ada dua alternatif, yang pertama melakukan pengerukan. Yang kedua itu membuat jalur,” kata Eri, Kamis (21/12/2023).

Berbeda lagi dengan permasalahan yang dialami warga pesisir Romokalisari. Warga pesisir Romokalisari yang terdata sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MPR), yang semula mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, kini sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pengelola wisata Romokalisari Adventure Land.

Ada sebanyak 50 warga MBR mengemban tugas sebagai pengelola wisata. Tak hanya sebagai pengelola, mereka pun turut mengais rezeki dari wisata Romokalisari Adventure Land.

Kiprah wisata Romokalisari Adventure Land ini masih tergolong baru, tetapi wisata pesisir satu ini dapat menyabet penghargaan Tourism Awards 2023. Kendati demikian, penghargaan yang diraih wisata satu ini tidak sejalan dengan kesejahteraan ekonomi para warga pesisir.

Penghasilan yang mereka terima jauh ini masih tergolong rendah, masih di bawah UMR Kota Surabaya, yakni hanya 1 juta dalam sebulan.

Eri Cahyadi menjawab keluhan yang dirasakan warga Romokalisari ini.
Eri menegaskan, tujuan didirikannya wisata Romokalisari Adventure Land ini ialah untuk menambah penghasilan para warga, bukan untuk menggantikan mata pencaharian mereka yang semula sebagai nelayan.

“Mata pencarian Warga Romokalisari ini Sebenarnya sebagai nelayan, untuk mendapatkan penghasilan tambahan kita berikan perahu wisata. Sehingga pendapatan nelayan seperti dulu, kita tambahkan wisata. Bukan berarti kesempatan untuk wisata menggantikan sebagai nelayan,” tegas Eri.

Di dirikannya wisata Romokalisari Adventure Land ini untuk membantu menambah penghasilan mereka sebagai nelayan. Eri menuturkan, penghasilan yang mereka dapatkan seharusnya malah bertambah.

“Dengan kita buatkan wisata, kita juga berikan perahu. Itu adalah untuk menambah pendapatan sebagai nelayan, dengan demikian bukan berarti berhenti sebagai nelayan, sehingga dapat menambah pendapatan,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *