Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Proyek pembuatan drainase di Desa Dadirejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan disebut warga meresahkan. Proyek itu dianggap tidak transparan dan tanpa sosialisasi.
“Dari anggaran saja tidak transparan, kami tidak tahu itu proyek darimana karena tidak ada papan informasinya,” ujar warga setempat yang menolak disebut nama, Kamis (11/1/2014).
Warga mengaku kesal tidak dipamiti maupun diberitahu keberadaan proyek yang justru merusak lingkungan seperti jalan yang semula bisa dilintasi kendaraan roda empat kini tidak lagi bisa.
Menurut warga, jalan di lingkungan mereka menjadi rusak akibat bekas galian tidak diratakan kembali sehingga banyak lubang. Alhasil akses warga sehari-hari pun menjadi sulit
“Jalan ini sebelumnya bisa dilintasi mobil, kini tidak lagi. Coba dilihat itu bekas kerukan yang tidak diratakan kembali sehingga jalan menyempit,” keluhnya.
Kesal dengan proyek yang tidak jelas tersebut, akhirnya warga pun nekat menanam pohon pisang di sepanjang saluran. Warga terlanjur kecewa menyebut proyek itu tidak bermanfaat, bahkan merusak.
Warga menganggap proyek itu selain merusak dan tidak bermanfaat, juga menyebabkan gangguan lingkungan seperti tidak ada jaringan Drainase atau saluran air yang terhubung dengan baik, bahkan menimbulkan kerugian bagi warga.
“Kabar yang tersiar anggaran proyek itu Rp 68 juta. Kami meminta akses jalan kembali diperbaiki dan bisa dilintasi seperti semula,” sebut warga yang takut bersuara.
Sementara itu pelaksana proyek yang dihubungi melalui sambungan telepon membantah tidak ada kejelasan informasi. Pihaknya telah menyediakan papan informasi di lokasi proyek yang sudah selesai.
Kemudian terkait dengan galian saluran air sudah sesuai perencanaan meski pemasangan Uditch tidak seluruhnya terpasang di saluran yang digali. Jadi sudah sesuai dengan standar yang ditentukan.
“Proyeknya sudah selesai, pemasangan Uditc cuman segitu. Memang kalau galiannya ada yang tidak dipasang Uditch,” tukas pelaksana proyek, Yudi melalui sambungan telepon.
Yudi menjelaskan jumlah Uditch yang dipasang sebanyak 58 unit ditambah 7 kotak sebrang (Box Culvert) dan 51 penutup Uditch. Lalu ada bak kontrol sesuai volume perencanaan.
“Pokoknya untuk semua item yang sudah disebutkan itu belanja barangnya sudah sesuai karena dapatnya memang segitu,” katanya mengulang.
Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPU Taru Kabupaten Pekalongan, M Faruq tidak merespon pesan singkat sorotnews melalui kontak What’s App. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) itu selama ini dikenal kerap mengabaikan permintaan konfirmasi.