Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni.
KOTA PEKALONGAN, JATENG – Proyek pengendalian banjir dan rob ditargetkan rampung pada Agustus 2024. Proyek yang pada Juni 2024 ini memasuki progres 85 persen itu meliputi pembangunan bendung gerak yang berfungsi mengatur aliran air pada saat pasang surut.
Kemudian selain itu ada sejumlah kolam retensi, kolam tambat labuh, pintu air manual, rumah pompa, tanggul, saluran air dan masih banyak lainnya yang masuk pekerjaan paket pertama dalam sistem Sungai Lodji – Banger.
Menurut Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin proyek pengendalian banjir dan rob khususnya pembangunan bendung gerak bisa langsung dirasakan manfaatnya seperti genangan air yang selama ini merendam kawasan Jetayu dan Kecamatan Pekalongan Utara dipastikan tidak akan terjadi lagi.
“Agustus tahun ini, bendung gerak akan kita operasikan dan sistem pengendalian air Sungai Lodji pun akan melancarkan aliran air karena didukung oleh rumah pompa,” ujarnya, Rabu (26/6/2024).
Ia menjelaskan bahwa sistem bendung gerak yang menjadi pengendali air utama Sungai Lodji dilengkapi lima pintu jenis slide gate yang digerakkan oleh listrik. Pintu tersebut memiliki dimensi panjang dan lebar 8X4,5 meter. Pintu itu akan bekerja menahan tekanan air manakala ada gelombang.
Adapun pekerjaan teknis paket pertama terdiri dari kolam retensi seperi kolam retensi kanan yang memiliki lima unit pompa air dengan kapasitas sedot 5 meter kubik perdetik. Kemudian ada jenis rumah pompa dengan kapasitas sedot 1,5 meter kubik.
“Kolam resistensi di sisi sebelah kiri disediakan 2 pompa berkapasitas 0,3 meter kubik per detik dan menampung debit air sementara air sungai Lodji dari hulu dengan sistem pompa ini.
Selain itu juga ada lagi paket pertama dengan pekerjaa teknis mengkoneksikan bendungan gerak dengan regulator gate dan daun pintu 4X2 di bendung gerak yang nantinya akan mengarahkan aliran air kali ke sistem pengendali banjir dan rob di Kali Banger.
Lalu ada lagi kolam tambat labuh kapal seluas lebih dari 56.500 meter persegi yang difungsikan menampung sebanyak 140 kapal sementara agar tidak bersandar di alur sungai lagi lantaran bisa menghambat aliran air.*