Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni.
KOTA PEKALONGAN, JATENG – Pemerintah Kota Pekalongan meletakkan batu pertama pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Peletakan batu pertama TPST oleh Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid itu dilakukan di Jalan Raya Simbang Wetan, Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa memulai grounbreaking pembangunan TPST yang akan menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi sampah yang menumpuk di TPA Degayu,” ujar walikota, Selasa (23/7/2024).
Ia menyebut TPST dirancang memiliki kemampuan mengolah sampah dengan kapasitas terpasang mencapai 5-10 ton perhari. TPST juga sudah dilengkapi enam mesin pencacah ranting, kemudian ada juga mesin Gibril, conveyor, insinwrator dan mesin pengasah pisau serta mesin pemilah sampah yang dapat membuat bubur sampah organik.
Adapun luas lahan yang digunakan untuk membangun TPST mencapai 900 meter persegi di mana lokasinya bersebelahan dengan Bank Sampah Induk. Pihaknya ingin agar TPST nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan menggiatkan pemilhan sampah.
“TPST ini melengkapi fasilitas pengolah sampah yang lebih dulu ada seperti TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) dan bank sampah yang galakkan melalui program penanganan sampah OOPS MAMI (Omah Pilah Sampah Mandiri dan Berekonomi),” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso menambahkan, TPST yang sedang dalam proses pembangunan ini menjadi yang pertama di Kota Pekalongan dengan kapasitas besar.
“Kalau TPST dengan kapasitas kecil sebenarnya sudah ada yakni TPS3R, namun kalau yang sedang dibangun ini memiliki kapasitas jauh lebih besar mencapai tiga kali lipat dari yang sudah ada,” jelasnya.
Sri Budi Santoso menjelaskan standar dari TPST itu luasan lahannya minimal 20 ribu meter persegi atau dua hektar. Akan tetapi TPST yang sedang dibangun oleh pemerintah ini sudah mencukupi dari segi kelengkapan mesin dan peralatan pendukung.
“Mesin-mesin ini memiliki kemampuan memilah sampah organik dan anorganik. Ini merupakan upaya kita untuk mengolah sampah tanpa menimbulkan bau dan meminimalkan residu,” terangnya.*