Baru Selesai Di Bangun, Jalan Ranjeng BCP 1 Kecamatan Ciruas Serang Sudah Ada Yang Retak Dan Pecah-pecah

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Irpan Sofyan. 

KAB. SERANG, BANTEN – Pekerjaan Rekonstruksi Jalan Ranjeng Bumi Ciruas Permai 1 disoal oleh salah satu warga, sebab pekerjaan yang baru kelar, ditemukan beberapa sudah ada yang retak dan Pecah-pecah Sabtu (10/08/2024).

Rekonstruksi Jalan Ranjeng BCP 1 Kecamatan Ciruas adalah proyek dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang, Pemerintah Kabupaten Serang, dari anggaran APBD Tahun 2024 senilai Rp. 377.000.000.00,- yang dilaksanakan oleh CV. KARYA PRATAMA KREASI.

Ateng (45) Warga BCP Desa Ranjeng Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang mengungkapkan, “jika pekerjaan ini sebelumnya sudah saya duga pasti ada yang pecah, ketika melihat kualitasnya ini pasti akan cepat rusak. Diduga dalam proses pengerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi, dengan ketebalan 15 cm. Sangat terlihat warnanya agak putih dan tanpa di kasih besi, setelah di cor seharusnya di kasih pelindung karung yang berkadar air agar terjaga dari suhu panas,” jelasnya.

Ateng juga membeberkan, “Ini baru selesai sekitar semingguan yang lalu dan belum ada kendaraan yang lewat, sudah pada pecah dan retak, hingga ada 5 titik yang sudah pecah dan retak,” ucapnya.

Pria yang keseharian lewat jalan ini, juga menyayangkan proyek dengan nilai besar ini jika dikerjakan sembarangan dan asal asalan, dan minim pengawasan.

“Tentunya Jalan ini sangat membantu kami sebetulnya, jalan jadi bagus semua senang, karena kami sangat lama ingin jalan ini dibangun. Tetapi kalau kualitasnya begini ya cepat rusak dan siapa yang akan bertanggung jawab,” pungkasnya.

Sementara itu menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Swadaya masyarakat Pemantau Kinerja Aparatur Negara Pembaharuan Nasional (DPD LSM PENJARA PN) Provinsi Banten, Rachmat Suteja, mengatakan, seharusnya pekerjaan rekontruksi jalan Desa Ranjeng sesuai dengan ketentuannya, karena warga masyarakat pun ikut memantau dalam kegiatannya. Tapi kenapa kualitasnya kurang bangus sehingga terjadi adanya retak-retak dan pecah. Selain itu di bibir beton harus ada urugan agar warga tidak terbebani harus ngurug, biasanya itu ada dari penyedia jasa kontruksi (pemborong),” ungkapnya.

Rachmat berharap dinas terkait agar melakukan audit dan meninjau ulang kelapangan biar warga masyarakat merasa puas.

Selanjutnya Rachmat menjelaskan untuk pemeliharaan agar di terapkan dan jangan di lupakan agar kualitas ke depannya bisa terjamin.

“Kami dan warga sekitar sangat merespon dan antusias dengan adanya pembangunan di wilayahnya. Semoga kedepannya bisa bertingkat dan berkelanjutan,” tutupnya.*

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *