Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
JAKARTA – CEO PT PAL Indonesia, Dr. Kaharuddin Djenod, M.Eng, menjadi pembicara utama dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Tahun 2024 di Lemhannas RI, Jakarta. Di hadapan seratus peserta dari berbagai institusi pemerintah, termasuk TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara), Polri, serta Kementerian/Lembaga, ia menekankan pentingnya transformasi digital bagi industri, khususnya di sektor maritim, Senin (21/10/2024).
“Transformasi digital adalah sebuah keharusan untuk membangkitkan industri yang modern dan mampu bersaing di kancah internasional,” tegas Kaharuddin di hadapan peserta PPRA LXVII Tahun 2024.
Kaharuddin menjelaskan bahwa dalam 3 (tiga) tahun terakhir, PT PAL Indonesia telah menerapkan transformasi digital yang dikenal dengan nama Industri Maritim 4.0 (IM4). Transformasi ini menitikberatkan pada peningkatan kinerja operasional perusahaan melalui teknologi Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, serta dashboard monitoring. Dengan teknologi ini, semua proses produksi dapat dipantau secara real-time, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan efisiensi.
“Perubahan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga revolusi dalam cara berpikir terkait inovasi dan kepemimpinan,” ungkap Kaharuddin. Ia menegaskan bahwa di era digital seperti sekarang, keterbukaan menjadi syarat utama bagi industri untuk berhasil dalam transformasi. Transformasi digital harus dijalankan dengan penuh komitmen. Ini adalah syarat mutlak bagi PT PAL untuk menghadapi tantangan masa depan dan memperkuat daya saing di pasar domestik maupun internasional,” tambahnya.
Kaharuddin juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam memperkuat keamanan siber dan mencegah kebocoran informasi. Sebagai salah satu industri strategis milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan (Alutsista), matra laut, PT PAL Indonesia wajib memiliki sistem dan perangkat digital yang mampu menjaga kerahasiaan negara.
“Sistem operasi kami kembangkan sendiri, dan kami telah membagikan gadget kepada 1.573 pegawai PT PAL. Saya ingin memastikan bahwa industri pertahanan ini benar-benar menjadi obyek vital dan rahasia negara,” jelasnya.
Transformasi digital di PT PAL, lanjut Kaharuddin, telah membawa dampak signifikan terhadap peningkatan produksi. Hal ini berdampak positif pada meningkatnya kepercayaan pemerintah RI serta beberapa negara lain yang memesan kapal perang dari galangan kapal yang memiliki fasilitas pembangunan dan perbaikan kapal selam satu-satunya di Asia Tenggara tersebut.
“Dengan perubahan ini, beberapa negara sahabat akan kembali memesan kapal rumah sakit dari PT PAL Indonesia,” ujarnya yang disambut tepuk tangan dari para peserta.
Selain membahas transformasi digital, pada paparannya bertema “Peran PT PAL dalam Pembangunan Nasional”, Kaharuddin juga menekankan pentingnya menjadikan kebangkitan maritim sebagai agenda nasional. Menurutnya, industri maritim memiliki spektrum teknologi yang luas dan memainkan peran penting dalam ketahanan nasional, termasuk di bidang ketahanan pangan, energi, dan teritorial.
“Indonesia harus mampu memaksimalkan potensi maritimnya, baik untuk pertahanan maupun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kuncinya adalah kolaborasi antar instansi dan inovasi teknologi,” pungkasnya.*