Ari Suriyanto: Untuk Apa Bintek dan Study Tiru Kalau Tak Ada Manfaatnya 

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Nahar

Tanjabtim, Jambi – Ari Suriyanto aktivis senior pertanyakan hasil kegiatan Bintek dan Study Tiru yang di terapkan masing-masing Desa setelah kembali dari kegiatan Bintek. Kalau memang ada Azaz manfaatnya dari kegiatan itu tentuya tidak ada kritikan dari sejumlah pihak. Hal itu dikemukakan Ari Suryanto melalui WhatsApp pribadinya, selasa (24/12/2024)

Kritik tegas dilontarkan Ari Suryanto itu bukan tanpa alasan, semuanya berawal dari masalah kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) dan Study Tiru Rombongan Kepala Desa Se -Kabupaten Tanjung Jabung Timur ( Tanjabtim) Provinsi Jambi yang selama ini di laksanakan di sejumlah wilayah di Indonesia.

“Kalau memang ada Azaz manfaatnya, Pasti kita support, jangankan Bintek dan Study Tiru ke Malang ataupun daerah lainnya di Indonesia, ke luar negeri pun pasti kita dukung,” tegasnya

Ari Suriyanto Tokoh pemerhati kebijakan publik mengaku sudah menelusuri sejumlah Desa di Tanjabtim, guna mencari tahu hasil kegiatan Bintek dan Study Tiru yang dilakukan oleh Kepala Desa selama ini.

“Apa Azaz Manfaatnya, kalau tidak ada untuk apa dilaksanakan, itu hanya terkesan pemborosan anggaran saja,” ujarnya

Kegiatan Bintek dan Study Tiru yang selalu menuai kritik bukan kali pertama, bahkan sudah pernah ke malang tahun 2019 lalu.

“Alhamdulillah waktu itu saya ikut dengan Kapasitas sebagai peninjau, saya ingin tahu banyak tentang apa saja agenda kegiatan Bintek dan Study Tiru yang selama ini dilakukan Asosiasi Paguyuban Kepala Desa (APDESI) sebagai koordinator dan penanggung jawab terhadap 73 Kepala Desa dan di dampingi oleh Dinas Pemberdayaan Desa Kabupaten Tanjabtim.”ucapnya

Ari Suriyanto berharap setelah kembali dari kegiatan Bintek dari Study Tiru dari daerah Malang, ada inovasi baik terhadap bagaimana membuat pelaporan, baik itu cara membuat laporan SPJ yang menyangkut masalah laporan penggunaan anggaran, atau bagaimana cara mengelola Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

“Saya khawatir, jangan-jangan masih ada Desa di Tanjabtim tidak bisa membuat laporan, tentunya itu sangat miris sekali kalau kenyataannya demikian.” Imbuhnya

Ari kembali menuturkan bahwa Komitmen Bapak Presiden Prabowo Subianto sangat tegas untuk mengusut masalah penggunaan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa(ADD), Dana Tambahan Penyertaan Modal Pengembangan BumDes dan jika perlu libatkan BPK untuk melakukan Audit terhadap 73 Desa Se-Tanjabtim.

Menurut Ari Suryanto, anggaran kegiatan pelaksanaan Bintek dan Study Tiru ke Malang kali ini, masing-masing di bebankan sebesar Rp 14.000.000,- (Empat belas juta rupiah) per Kepala Desa, sehingga dari dari 73 Desa Se-Tanjabtim, tentunya secara keseluruhan mencapai Rp 1.022.000.000,- (Satu milyar dua puluh dua juta rupiah), suatu angka yang sangat fantastic, apabila di gunakan untuk membiayai sejumlah kegiatan pembangunan ataupun fasilitas lainnya yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.

“APDESI sebagai Induk Organisasi Kepala Desa di Kabupaten Tanjabtim, tentunya bertindak selaku koordinator sekaligus penanggung jawab kegiatan dan di dampingi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Tanjabtim, tentunya harus mengevaluasi kegiatan Bintek maupun kegiatan Study Tiru, terutama melihat dampak positif yang dilakukan oleh Kepala Desa terhadap kemajuan Desanya.”pungkasnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *