Tiga Rumah Ibadat dan Puluhan Rumah Warga Jengkalang Kec. Reok Manggarai Belum Terkoneksi Listrik PLN Reo

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.

MANGGARAI, NTT – Sebanyak tiga rumah ibadat yakni dua kapela dan satu masjid serta sedikitnya 70-an rumah yang dihuni 104 kepala keluarga (KK) di Kampung Jengkalang, Kelurahan Wangkung, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai hingga saat ini belum terpasang/terkoneksi listrik dari PLN.

Sebagian besar warga yang tidak bisa membeli genset dan belum memanfaatkan energi tenaga surya terpaksa masih menggunakan penerangan tradisional seperti lampu pelita atau penerangan lampu lainnya.

Sejumlah warga Jengkalang di antaranya Paulus Andara salah seorang tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat kepada media ini di Jengkalang, Rabu (18/12/2024) menjelaskan bahwa jumlah warga Jengkalang yang membutuhkan akses penerangan dari PLN sebanyak 104 KK plus ada plus ada 3 rumah ibadat dan dua objek wisata rohani.

“Jumlah warga yang membutuhkan akses listrik dari PLN sebanyak 104 KK yang tersebar di RT 011 dan RT 012, RW 06, Kelurahan Wangkung.Selain ratusan KK, juga ada tiga rumah ibadat dengan rincian dua kapela dan satu masjid belum ada listrik, plus ada dua objek wisata rohani di antaranya Gua Maria Torong Besi,” kata Paulus Andara.

Paulus Andara mengakui ia bersama sejumlah utusan elemen warga, termasuk Vikep Reo RD. Herman Ando sudah mendatangi PLN Ruteng untuk menyampaikan aspirasi untuk pemasangan jaringan listrik di Jengkalang tahun lalu.

“Saya dan sejumlah elemen warga lainnya termasuk Vikep Reo sudah mendatangi PLN Ruteng untuk menyampaikan kondisi warga yang belum terpasang jaringan listrik. Meskipun kami sudah menyampaikan masalah ini, namun PLN hingga saat ini belum ada respon,” kata Paulus.

Paulus menambahkan pihak PLN selama ini sudah memasang jaringan listrik hingga di Kampung Pandang Gaya sekitar 1 km dari Jengkalang.

“Jaringan listrik dari PLN sudah sampai di Kampung Pandang Gaya sekitar 1 km dari Jengkalang. Kami berharap agar aspirasi kami untuk membuka koneksi listrik ke Jengkalang dapat direspon secepatnya,” pinta Paulus.

Segera Bangun Jaringan Listrik

Sejumlah elemen warga Jengkalang di antaranya Ketua RT 011 Kornelis Nunuk, Bernadus Samon, Aloysius Hano, Kanisius Sak, Waldetrudis Pan, Monika Jena, Monika Genta, Yuliana Dila, dan Thomas Man meminta Manajemen PLN Ruteng untuk segera membangun jaringan listrik di Jengkalang.

“Ratusan KK yang ada di Jengkalang ini meminta PLN untuk segera membuka jaringan listrik di Jengkalang,” pinta Hendrikus.

Hendrikus mengaku heran karena jarak Reo Ibu Kota Kecamatan Reok dengan Jengkalang hanya 8 km, namun dalam jarak yang relatif dekat ini belum ada jaringan listrik.

“Listrik hanya sampai di Kampung Pandang Gaya atau sekitar 1 km dari Jengkalang. Meski jaraknya dekat, namun pihak PLN belum menanggapi permintaan warga untuk memasang jaringan listrik,” kata Hendrikus.

Yang agak ironis, lanjut Hendrikus, di Jengkalang, ada tiga rumah ibadat yakni Kapela Jengkalang, Kapela Trong Besi, dan Masjid Jengkalang plus dua objek wisata rohani yakni Locus tempat permandian 5 orang katoli baptisan perdana di Manggarai dan Gua Maria Torong Besi.

“Tiga rumah ibadat ini plus dua objek wisata rohani itu praktis di malam hari dalam kondisi gelap, kata Hendrikus.
Saya dan elemen warga Jengkalang sekali lagi meminta PLN dan pemerintah untuk memperhatikan akses listrik bagi warga Jengkalang,” pinta Hendrikus.

Permintaan yang sama disampaikan sejumlah warga Jengkalang lainnya di antaranya Bernadus Samon, Alyoysius Hano, Kanisius Sak (52) Waldetrudis Pan, Monika Jena, Monika Genta, Hendrikus Andara, Yuliana Dila, dan Thomas Man.

“Kami minta PLN penuhi permintaan warga untuk membuka jaringan listrik di Jengkalang,” kata Bernadus Samon, yang diamini Aloysius Hano, Kanisius Sak dan beberapa warga Jengkalang lainnya.

Semoga Direspon Positif

Pastor Paroki Santa Maria Ratu Rosario Reo RD. Mansuetus Hariman yang dihubungi terpisah menyatakan harapannya agar pihak PLN dapat merespons secara positif masukan dari warga Jengkalang terkait belum adanya akses listrik dari PLN di wilayah itu.
Semoga PLN merespons positif masukan dari warga Jengkalang, kata Romo Mansuetus.

Romo Mansu mengakui bahwa para pihak selama ini sudah melakukan langka-langka atau usaha untuk mempercepat akses listrik di Jengkalang.

“Sudah ada langkah-langka yang dilakukan selama ini, termasuk minta DPR untuk menyuarakan,” kata Romo Mansu.

Pihak PLN Ruteng hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi terkait aspirasi warga Jengkalang untuk mempercepat akses listrik di wilayah itu.

Untuk diketahui di Jengkalang dalam sejarah Gereja Katolik Manggarai Raya tercatat sebagai tempat bersejarah karena di kampung ini dilangsungkan baptisan lima umat katolik perdana di Manggarai oleh Pater Henrikus Looijmanns, SJ pada 17 Mei 1912. Kelima umat katolik perdana yang dipermandikan itu adalah Henricus Andara, Agnes Mina, Katarina Arbero, Caecelia Weloe dan Helena Loekoe.

Untuk mengenang momen berahmat ini, otoritas Gerejani setempat membangun kapela/stasi di lokasi tempat baptisan perdana itu dan diberi nama pelindung Santo Hendrikus.

Pelindung Santo Hendrikus ini diambil untuk mengenang tiga oknum di balik momen berahmat itu yakni pastor yang mempermandikan kelima orang katolik perdana itu yang bernama Pater Henrikus Looijmanns, plus mengenang dua orang pelaku sejarah yakni salah seorang baptisan perdana yang bernama Henricus Andara dan sejarahwan yang menemukan/menggali momen berahmat ini bernama Hendrikus Nggala.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *