Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.
MANGGARAI, NTT – Nasib naas menimpah Kristo Yeri Koneram atau biasa dipanggil “Engel” (35), seorang yang masuk kategori Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang meninggal dunia setelah dipasung oleh warga kampung Karot, Desa Wae Renca, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Kepada Sorot News pada 28 Desember 2024, beberapa warga kampung Karot menyampaikan bahwa kematian “Engel” ini cukup tragis karena sebelum dipasung, almarhum dianiaya oleh beberapa orang pelaku, diduga menggunakan batu bata, kayu, juga dipukul berkali-kali.
“Engel” mulai dipasung sejak tanggal 13-12-2024 dan beliau meninggal pada 27-12-2024. Selama kurang lebih 14 hari almarhum dipasung yang mengakibatkan tangan, kaki serta seluruh badan bengkak.
Warga yang memasung almarhum “Engel” menggunakan kayu yang begitu besar, serta dipaku begitu kencang sehingga tangan, kaki serta seluruh badan almarhum bengkak. Apalagi beliau sudah terkena benturan benda keras dikepala.
Pasungan ini didesain begitu kuat, dengan tujuan agar “Engel” tidak bisa bergerak. Dan akibatnya almarhum sampai meninggal dunia dengan kondisi yang membusuk.
“Engel” memang sering membuat onar dikampung. Begitupun dengan keluarga, namun cara dia meninggal tidak harus begini. Masa dia dipasung hingga meninggal begini,” tutur mereka dengan penuh haru.
Kedua orang tua “Engel” pasrah dengan kejadian yang menimpa anaknya. Apalagi kondisi ayah almarhum sakit-sakitan. Untuk bicara saja agak susah. Sehingga begitu anaknya dipasung beliau pasrah dan takut.
Diduga ancaman juga diterima orang tua korban, bahwa tidak boleh melepas pasungan itu, kalau berani lepas maka akibatnya beberapa belaku akan membakar rumah mereka.
Diberbagai tempat ODGJ harus diperlakukan dengan baik dan memperoleh perawatan karena mereka juga manusia. Masa kita di Manggarai malah sengaja diperlakukan begini dan harus sampai mati. Ini sungguh diluar prikemanusiaan.
“Aparat penegak hukum harus bertindak dan mengusut kasus ini sampai tuntas supaya seluruh pelaku bisa bertanggung jawab terhadap perbuatan yang mereka lakukan atas almarhum “Engel” ini,” tutur beberapa warga dengan penuh harap.**