Perikanan Air Tawar Kota Pekalongan Berpotensi Menjanjikan, Ikan Nila Jadi Primadona Baru

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni. 

KOTA PEKALONGAN, JATENG – Kota Pekalongan semakin menunjukkan potensinya dalam sektor perikanan air tawar, khususnya budidaya ikan nila. Meski sempat menghadapi tantangan berupa genangan air payau akibat pasang laut dan intrusi air asin, para petambak ikan berhasil mengubah kondisi tersebut dengan teknik pengelolaan salinitas yang tepat.

Dengan mengandalkan teknologi filtrasi dan pengaturan aliran air serta penyesuaian salinitas, lahan-lahan yang sebelumnya kurang produktif kini disulap menjadi kolam-kolam air tawar yang subur. Hal ini membuka peluang besar bagi petambak lokal untuk meningkatkan produksi ikan nila, yang dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan dengan permintaan pasar yang stabil.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kota Pekalongan, Sugiyo mengungkapkan bahwa, potensi perikanan air tawar di Kota Pekalongan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sebab, ratusan hektare lahan yang tergenang air tawar dapat digunakan oleh masyarakat untuk budidaya perikanan air tawar, khususnya ikan nila. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui DKP memberikan kesempatan seluas luasnya kepada masyarakat pemilik lahan untuk budidaya ikan air tawar. Salah satu komoditas yang bisa difasilitasi adalah ikan nila air tawar.

“Karena sebelumnya lahan sering tergenang rob maka diubah menjadi nila salin, bibit kita sediakan, lahan kita bantu persiapkan, pengawasan dan pemantauan nanti melibatkan penyuluh perikanan,”ucapnya, Selasa (11/2/2025).

Sugiyo menyebutkan, pahun 2024 lalu, produksi ikan air tawar di Kota Pekalongan mencapai 600 ton dari 300 orang pembudidaya. Menurutnya, dari semula perikanan air payau sebenarnya bisa dialihkan ke perikanan air tawar. Selain komoditas ikan nila juga ada potensi ikan air tawar lainnya seperti ikan lele, ikan gurame, maupun udang vaname air tawar.

“Ke depan kita akan kembangkan program yang saat ini digalakkan oleh Pemerintah Pusat yaitu revitalisasi tambak pantura seluas 78.000 hektar di Pantai Utara Pulau Jawa dengan anggaran sekitar Rp13 Triliun yang disediakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk Kota Pekalongan sendiri, kita sudah mengajukan luasan lahan sekitar 80 hektar dengan 3 tahap pengerjaan untuk program revitalisasi tambak tersebut,” tuturnya.

Lanjut Sugiyo menjelaskan, dari 3 tahap pengerjaan program itu, salah satunya pada tahap awal akan mengerjakan 35 hektar lahan berbasis kawasan di Kelurahan Krapyak dengan bekerjasama masyarakat. Adapun tambak yang disiapkan adalah tambak super intensif khusus ikan nila yang saat ini diminati oleh eksportir khususnya asal Amerika dan China.

“Rencana pekerjaan awal-awal tahun ini, hal ini juga sudah dirapatkan dengan KKP, dimana sudah diujicobakan lahan dan sumber air baku sudah ditemukan, maka tinggal pekerjaan fisik yang targetnya bisa dimulai pada Bulan Maret 2025. Kami berharap, perikanan budidaya berkembang dengan skala kawasan agar lebih mudah, dimana ketika menebar benih ikan bersama, maka akan panen bersama juga,” tukasnya.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *