Perbatasan Manggarai Timur dan Ngada Kembali Memanas, Rumah Warga Elar di Bakar

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK. 

MANGGARAI TIMUR, NTT – Situasi memanas kembali terjadi di perbatasan Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada, NTT. Sebanyak 5 (Lima) Rumah warga Golo Lijun, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur dibakar.

Atas kejadian pembakaran rumah ini, warga desa Golo Lijun Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur (Matim) telah melaporkan warga Desa Sambi Nasi Barat, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada di Polres Manggarai Timur pada Kamis 20 Februari 2025.

Laporan itu diterima oleh Bamin SPKT II Polres Matim Fenaldi Daniel Untono, pada Kamis 20 Februari 2025.

Warga desa Golo Lijun Fabianus Nagur, salah satu korban yang rumahnya dibakar oleh warga Ngada mengisahkan bahwa pada hari Selasa tanggal (18/02/2025), sekitar pukul 10.30 Wita, warga Ngada datang segerombolan untuk menyerang mereka sambil berteriak mari sudah lawan kami ini saatnya kita perang.

“Mereka juga berteriak pulang sudah ini bukan tanah kalian,” kisah Fabianus.

Yang paling menyedihkan kisah Fabianus segerombolan warga dari Ngada yang ingin menyerang mereka letak sebilah parang dengan sebilah tombak di leher istrinya lalu di ancam untuk membunuh.

Setelah mereka mengancam istri dan anak-anak saya terus mereka ambilkan bensin dengan korek api lalu bakar rumah yang kami tinggal selama ini.

“Semua barang-barang kami tidak ada satupun yang selamat. Semuanya hangus terbakar,” ucap Fabianus dengan wajah yang sangat sedih.

Pada saat itu kami tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka menyerang kami bahkan mereka juga melempar kami pake batu.

Fabianus juga menceritakan bahwa ini kali dua warga Ngada menyerang mereka dengan senjata tajam.

Ia juga mengatakan pada bulan Maret tahun 2024 lalu, warga Ngada tiba-tiba menyerang dengan menggunakan senjata lalu bakar rumah warga sebanyak lima unit.

“Tahun lalu mereka menyerang pada malam hari lalu bakar rumah warga,” ujarnya.

Jadi jumlah rumah yang mereka bakar itu sudah 10 unit pada bulan Maret tahun 2024 lalu jumlahnya 5 unit sedangkan 5 unit lainnya mereka bakar pada Selasa 18 Februari kemarin.

Atas kejadian ini kami sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, untuk segera selesaikan masalah ini, karena kami yang tinggal di tapal batas sangat-sangat tidak nyaman dengan kejadian itu.

Sementara itu warga lain ibu Ester Inus, yang saksikan langsung aksi brutal dari warga Ngada yang membakar rumah miliknya menceritakan pada hari Selasa (18/02/2025), saya dengan anak-anak lagi berada didalam rumah tiba-tiba mereka datang tendang pintu rumah, sambil berteriak keluar dari sini ini tanah milik kami.

“Sementara warga yang lain kasih hancur dinding rumah sambil berteriak siram bensin sudah kita bakar ini rumah,” kisah ibu Ester sambil mengusap air mata.

Lebih lanjut ia mengisahkan karena mereka kasih hancur rumah sambil siram bensin saya dengan anak-anak lari lewat tangga dari lantai rumah.

Sampai diluar rumah mereka cegat saya lalu ditunjuk pake parang dengan pedang sambil berkata pulang ini bukan tanah kalian.

“Akhirnya saya lari sambil menangis karena takut dibunuh,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan rumah yang kami tinggal selama ini beserta isinya, termasuk kandang ayam akhirnya mereka bakar dan saya menyaksikan itu secara langsung.

Perbuatan itu sungguh tidak manusiawi sekali bagi saya, kami buat rumah itu bersusah payah bahkan kumpul uang bertahun-tahun untuk bisa bangun itu rumah.

Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, dalam hal ini pa Bupati Agas Andreas tolong memperhatikan kami yang di daerah perbatasan.

Pak Presiden Prabowo Subianto tolong perhatikan kami sangat membutuhkan bantuan bapak untuk menyelesaikan persoalan tapal batas antara Kabupaten Manggarai Timur dengan Kabupaten Ngada.

Merespon laporan tersebut Kapolres Manggarai Timur (Matim) AKBP Suryanto mengatakan terkait permasalahan disana itu tidak bisa diselesaikan oleh Pihak Polres saja ya.

“Masalah tersebut harus diselesaikan secara komprehensif dengan pemerintah daerah baik Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur, maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada,” ucap Kapolres Suryanto saat dihubungi Media Sorotnews pada Jumat 21 Februari 2025.

Saat ini situasinya aman dan kondusif. Mereka memang datang ke Polres untuk melaporkan perihal pembakaran rumah-rumah gubuk mereka dan sudah saya sampaikan penyelesaian ini harus melibatkan banyak pihak dan harus tuntas.

“Intinya kami menghimbau untuk semua pihak menahan diri. Karena baik warga Manggarai Timur dan Ngada kita adalah saudara setanah Flores, satu provinsiNTT dan satu negeri tercinta Indonesia. Jangan mudah terprovokasi dan kita harus menyelesaikan bersama-sama semua pihak dengan kepala dingin dan hati yang damai,” ujarnya.

“Kami tunggu pa Bupati Manggarai Timur kembali dari pelantikan dan kita perlu membahas secara komprehensif dan tuntas,” tutup AKBP Suryanto.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *