Isu Ekonomi dan Fiskal Terkini di Indonesia: Tantangan dan Peluang Menuju 2025

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Nur Qolbi. 

JAKARTA – Indonesia tengah menghadapi sejumlah dinamika ekonomi dan fiskal yang menarik untuk diamati. Di tengah penurunan penerimaan pajak dan tantangan global, pemerintah tetap optimis mempertahankan stabilitas makroekonomi. Berikut rangkuman isu utama yang patut disimak.

1. Defisit Anggaran 2025

Pemerintah Indonesia memperkirakan defisit anggaran sebesar 2,53% dari PDB pada tahun 2025 meski penerimaan pajak mengalami penurunan signifikan sekitar 30% dalam dua bulan pertama tahun ini. Penurunan ini diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal seperti turunnya harga komoditas dan perubahan metode pengumpulan pajak. Meskipun demikian, pemerintah berkomitmen untuk tetap mendanai program-program prioritas demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

2. Kebijakan Bank Indonesia dan Pembelian Obligasi

Sebagai upaya menjaga stabilitas keuangan dan sirkulasi uang, Bank Indonesia berencana melakukan pembelian obligasi pemerintah senilai 150 triliun rupiah di pasar sekunder. Kebijakan ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk menangani jatuh tempo obligasi yang diterbitkan era pandemi COVID-19. Dengan demikian, BI berupaya mendukung likuiditas pasar sekaligus menjaga kepercayaan investor dalam jangka menengah.

3. Implikasi Terhadap Perekonomian Nasional

Kedua isu tersebut memiliki dampak luas, antara lain:

Stabilitas Fiskal: Walaupun defisit anggaran tetap ada, langkah-langkah efisiensi dan penyesuaian kebijakan fiskal diharapkan dapat mengurangi risiko jangka panjang.

Likuiditas Pasar: Pembelian obligasi oleh BI diharapkan menciptakan pasar yang lebih cair, mendukung pertumbuhan sektor keuangan, dan mengurangi ketidakpastian ekonomi.

Dampak Sosial: Kebijakan fiskal yang terarah dapat membantu pemerintah mendanai program sosial dan infrastruktur, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4. Tantangan dan Peluang ke Depan

Di tengah tantangan global dan domestik, Indonesia memiliki peluang untuk mengoptimalkan reformasi struktural. Reformasi pajak dan investasi pada sektor produktif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sementara itu, langkah BI dalam menjaga stabilitas keuangan memberikan sinyal positif bagi investor dan pelaku pasar.

Kesimpulan

Dinamika ekonomi dan fiskal Indonesia menunjukkan bahwa meski terdapat tekanan dari penurunan pendapatan pajak dan tantangan global, pemerintah dan otoritas keuangan telah menyiapkan kebijakan strategis untuk menjaga kestabilan ekonomi. Perhatian khusus terhadap reformasi struktural dan kebijakan moneter diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *