Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
BANDUNG, JABAR – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggelar demo terbang pesawat nirawak (UAV) atau drone Wulung di Lapangan Udara Suparlan Batujajar, Padalarang, Jumat, 14 Maret 2025. Demo tersebut untuk menunjukkan hasil pengembangan produk UAV Wulung pada sejumlah pihak, termasuk calon penggunanya.
Demo tersebut antara lain Direktur Produksi PTDI Dena Hendriana, Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksdya TNI Irvansyah, Wakil Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional (Waka BRIN) Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian, serta perwakilan dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan Matra Laut.
UAV Wulung, yang dirancang sebagai drone pengintaian, mulai dikembangkan sejak tahun 2014 oleh PTDI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (sekarang BRIN), serta Balitbang Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, telah melalui berbagai rangkaian uji baik ground test dan flight test. UAV Wulung sudah menggantungi Type Certificate dari Indonesian Defense Airworthiness Authority (IDAA) pada tahun 2016.
PTDI melanjutkan pengembangan lebih lanjut UAV Wulung dengan dukungan penuh BRIN dalam inovasi dan pengembangan sistemnya. Dukungan tersebut mencakup peningkatan teknologi serta riset berkelanjutan untuk memperkuat inovasinya. BRIN juga berperan mendorong komersialisasi UAV Wulung.
“Wulung sendiri sudah cukup cocok untuk dioperasikan di pangkalan-pangkalan AL atau Bakamla. Wulung ini secara teknis sudah bisa memenuhi kebutuhan taktis untuk melakukan patroli keamanan laut dari udara. Jadi dengan Wulung nanti bisa kombinasi dengan kapal di laut,” kata Waka BRIN Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian, dikutip dari keterangannya, Jumat, 14 Maret 2025.
UAV Wulung dirancang memiliki kemampuan operasi otonom dan dilengkapi ground control station (GCS) sebagai pusat kendali dan transporter untuk mobilitas yang fleksibel. UAV Wulung menggunakan bahan komposit ringan dan kuat, dengan mengusung mesin piston tunggal tipe pusher.
UAV Wulung memiliki kapasitas bahan bahar 35 liter, dengan radius operasi 150 kilometer. UAV Wulung memiliki kemampuan maksimum take-off Weight (MTOW) 125 kilogram, dengan jarak take off & landing kurang dari 500 meter, serta kecepatan jelajah 50 knot.
“Dengan dukungan BRIN, kami akan melanjutkan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan daya tahan terbang, memperkuat landing gear untuk terbang dari segala tipe landasan, melakukan pengurangan gangguan dan penggunaan sistem kendali, serta komponen lain menggunakan hasil Litbang BRIN dan ekosistem dalam negeri,” kata Direktur Produksi PTDI Dena Hendriana.
“Di samping itu juga kami akan memastikan spesifikasi kelautan Wulung, guna mendukung kemampuan operasi patroli maritim di seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.
Dalam video yang diedarkan PTDI, UAV Wulung mengudara dan mendarat di Lapangan Udara Suparlan Batujajar. Pesawat nirawak tersebut memiliki nomor pesawat KX-0003.
“Saya pribadi cukup puas melihat performanya. Kami akan menggunakan kaji khusus di Bakamla, mungkin nanti bisa untuk Penjaga Pantai Indonesia. Dan sebagai imbauan juga ini kepada seluruh instansi, kementerian dan lembaga, apa pun produksi dalam negeri, karya anak bangsa, kami dukung dengan cara perolehannya,” kata Kabakamla Laksdya TNI Irvansyah.
Dia berharap dengan dukungan itu, penelitian dan pengembangan berjalan terus. “Mudah-mudahan semakin sempurna, dan tidak menutup kemungkinan dari negara lain bisa membeli produk-produk yang kita saksikan hari ini,” menambahkan.
PTDI terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan UAV Wulung. Belum lama misalnya PTDI menandatangani perjanjian dengan Milkor, perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan di sela ajang International Defense Exhibition & Expo (IDEX) di Abu Dhabi pada bulan Februari 2025 untuk pengembangan UAV kelas ringan. Kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan fitur UAV Wulung agar lebih adaptif terhadap kebutuhan penggunanya.**