Laporan wartawan sorotnews.co.id : M. Suryadi.
TAPSEL, SUMUT – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mendorong digitalisasi pemerintahan melalui integrasi Government Technology (GovTech) serta memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berdampak optimal bagi masyarakatmasyarakat, hal tersebut disampaikan Presiden saat rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (19/3/2025) lalu.
Diharapkan Pemerintah Daerah kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mampu mendukung Program tersebut, terutama program Nasional MBG yang diketahui memiliki semua potensi pendukungnya dan bisa dimanfaatkan untuk mensukseskan program dimaksud.
Salah satu contoh yang sudah membuat langkah langkah untuk mendukung program MBG adalah PT. Tapanuli Selatan Membangun (TSM) BUMD Tapsel, persiapan rencana bisnis, persiapan infrastruktur kandang ayam petelur, dan menjalin komunikasi baik dengan Badan Gizi Nasional maupun instansi terkait MBG dan langkah tersebut diharapkan mampu terlaksana di wilayah Tapsel dan sekitarnya.
“Saat ini, PT TSM sebagai perseroan Aneka Usaha hanya membutuhkan Penugasan Khusus dari Bupati Tapanuli Selatan, agar program MBG ini dapat dijalankan oleh PT TSM.” jelas Direktur PT TSM, M. Yunus Hutasuhut.
MBG ini tidak semata mata tentang makan gratis bagi siswa-siswa, banyak manfaat yang bisa dilakukan selain itu jika program berjalan PT.TSM akan menjadi Offtaker memastikan pasokan bahan baku dari petani juga menampung semua jenis hasil pertanian, perikanan, dan peternakan masyarakat daerah, dengan harga dan volume yang pasti.
Harga bahan baku petani dapat dipastikan oleh pemerintah daerah Tapanuli Selatan melalui surat penugasan yang dikeluarkan, sehingga menjadi jaminan bagi petani untuk memulai usaha pertaniannya.
Program serta antusias Bupati Gus Irawan Pasaribu saat ini menciptakan pengusaha ikan darat akan sangat mudah bersinergi dengan offtaker MBG, karena Harga dan volume ikan yang dibutuhkan sudah diatur jelas oleh pemerintah.
Bupati Tapsel dengan wacana 1000 kolam di Tapsel jika terealisasi untuk mengatasi masuknya ikan-ikan dari Sumatera Barat jika bersinergi dengan pasar penampung yang pasti.
“Permasalahan pengusaha kolam ikan dari Tapanuli Selatan adalah masalah harga jual, tidak bisa bersaing dengan ikan Sumatera Barat. Harga pokok ikan lokal jauh lebih mahal dibandingkan Harga jual ikan dari pasaman di daerah tapsel.” jelas M Yunus.
“Saya yakin sekali, jika PT TSM sebagai offaker bersinergi dengan dinas terkait, bank pemberi kredit, dan asuransi yang menjamin kinerja kreditur, bisa menjalankan program ini. Setiap petani akan terjamin dalam menjalankan usahanya tanpa takut tidak terjual, atau Harga anjlok dipermainkan pedagang. MBG akan menampung semua produknya.” tambahnya.
Program MBG sejatinya harus berdampak optimal bagi masyarakat,suplai bahan baku dari petani sehingga ekonomi masyarakat petani terjamin, jika diserahkan kepada mekanisme pasar tanpa Andil Pemda maka tujuan itu akan sulit dipenuhi.
Pemda harus berperan sebagai regulator dan mengamankan usaha petani kecil yang hanya mengharapkan hasil pertaniannya terjual dengan harga yang layak.**