Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.
MANGGARAI, NTT – “Dugaan Korupsi” pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dan Penyelewengan Dana Komite di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Amanah Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT, kini mendapat sorotan publik.
Kasus tersebut akir-akir ini ramai dibicarakan karena “Dugaan Korupsi” dan Penyelewengan Dana Komite ini terjadi disekolah yang selama ini luput dari pemberitaan miring, namun nyatanya menyimpan dugaan Korupsi yang mencengangkan.
MIS Amanah Ruteng ini berada dibawah naungan Yayasan Baiturrahman Ruteng yang berlokasi di Jl. Bengawan Kelurahan Satar Tacik Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdirinya MIS Amanah Ruteng dilatar belakangi oleh tingginya minat masyarakat (khusus umat Islam) yang ingin anaknya bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang bernuansa Islam.
Ironisnya Sekolah yang menjadi tempat untuk mendidik Generasi bangsa ini malah menjadi ladang konsiprasi jahat dan upaya memperkaya diri sendiri dan kelompok.
Salahsatu narasumber yang minta identitasnya dirahasiakan kepada awak media menyampaikan bahwa “Dugaan Korupsi” Dana Bos dan Penyelewengan Dana Komite di MIS Amanah Ruteng sudah lama terjadi dan dilakukan bertahun-tahun.
“Dugaan Korupsi” di MIS Amanah Ruteng tersebut dilakukan sejak tahun ajaran 2022/2023, 2023/2024 dan 2024/2025 Sementara untuk tahun 2025/2026 ini proses masih berjalan.
Uang Ratusan juta dari Dana Bos Diduga disunat oleh pihak Yayasan untuk kepentingan mereka dan bekerjasama dengan Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah.
Aksi “Dugaan Korupsi” ini tentunya sulit untuk dibongkar selama ini karena pihak Yayasan selalu menggunakan berbagai cara untuk menutupinya.
Bahkan tak tanggung-tanggung pihak preman dikerahkan apabila ada pihak tertentu yang berani buka suara untuk membongkar dugaan korupsi disekolah ini.
Apa lagi rata-rata diruteng ini Muslim Minoritas dan pendatang, sedangkan orang dalam Yayasan ini ada hubungan perkawinan dengan orang asli Ruteng. Tuturnya.
Modus “Dugaan Korupsi” yang terjadi: Penerimaan Dana Bos MIS Amanah Ruteng tahun 2024/2025 dengan data siswa sejumlah 385 siwa dikalikan dengan penerimaan dana Bos per siswa sejumlah Rp.1.100.000,00. jadi total dana Bos yang diterima sekolah sebanyak Rp. 423. 500. 000/tahun.
Penerimaan dana komite tahun 2024/2025 dengan data siswa sejumlah 385 siswa dikalikan jumlah pembayaran yuran rutin siswa perbulan adalah Rp.70.000’00/ siswa, maka didapat dana SPP dalam setahun adalah 385 X 70.000 X 12 Bulan = Rp.323.400.000/Tahun. Jadi penerimaan uang MIS Amanah Ruteng dalam setahun sejumlah RP. 746.900.000.
Namun, meski memiliki pemasukan melimpah, sekolah ini justru diduga tidak membayar gaji 13 tenaga honorer, termasuk guru dan pegawai. Di tengah keluhan para tenaga pendidik, pihak yayasan dan Kepala Madrasah Syuab Tahir justru lebih fokus menggenjot pembangunan ruang kelas baru.
Dugaan pungli juga terjadi pada pengelolaan SPP siswa. Sesuai ketetapan komite, setiap siswa diwajibkan membayar Rp 70.000 per bulan, namun dana tersebut diduga dialirkan ke dua pos utama yang menimbulkan kecurigaan.
Sebanyak 40% atau Rp 184.800.000 per tahun dialokasikan untuk pembangunan sekolah, sementara 30% atau Rp 138.600.000 per tahun mengalir ke Yayasan dan kolega, tanpa kejelasan penggunaannya.
Hingga saat ini, tidak ada transparansi mengenai bagaimana dana tersebut dikelola, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat dan tenaga pendidik.
Dengan aliran dana yang begitu besar, banyak pihak mempertanyakan apakah MIS Amanah Ruteng telah menjadi “surga tersembunyi” bagi oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari pungutan yang seharusnya digunakan untuk kemajuan pendidikan.
Seluruh pembangunan ruang belajar di MIS Amanah Ruteng selama ini murni berasal dari bantuan pemerintah daerah maupun Kementerian Agama (Kemenag), tanpa kontribusi nyata dari yayasan.
Fakta lainya, Setiap pencairan Dana BOS, sekolah wajib membayar utang kepada komite yang kini mencapai Rp 150.000.000 untuk periode 2024/2025. Jumlah ini terus bertambah setiap tahun, membuat sekolah lebih sibuk melunasi utang ketimbang meningkatkan kesejahteraan guru atau memperbaiki fasilitas pendidikan.
Di sisi lain, nasib tenaga honorer semakin terabaikan. Gaji mereka tak dibayarkan dengan layak, namun tuntutan kerja terus meningkat. Jika ada yang berani bersuara, ancaman pemecatan langsung menghadang di depan mata.
Ironisnya, yayasan dan pimpinan MIS Amanah Ruteng justru terus memaksakan pembangunan proyek dengan alasan memenuhi kebutuhan sekolah.
Padahal, dana sekolah kerap digunakan terlebih dahulu untuk menutupi biaya pembangunan, sambil menunggu bantuan daerah yang dijanjikan.
Ketika dana bantuan akhirnya cair, sejumlah uang yang sebelumnya digunakan sekolah diganti oleh pemegang proyek.
Namun, anehnya, setelah uang tersebut dikembalikan, tidak ada yang mengetahui ke mana dana itu mengalir. Jika pembangunan didanai oleh bantuan tanpa harus mengeluarkan dana sekolah, ke mana perginya uang yang sudah dipakai sebelumnya?
Dugaan praktik korupsi ini semakin terang, namun hingga kini tidak ada transparansi dalam pengelolaan anggaran di MIS Amanah Ruteng.
Berbagai pihak termasuk beberapa orang tua murid kepada Sorotnews pada Senin 24 Maret 2025, meminta Audit secara tuntas oleh lembaga yang berkompeten dan meminta aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus “Dugaan Korupsi” pengelolaan Dana BOS dan penyelewenga dana komite di MIS Amanah Ruteng ini.
Ini penting dilakukan sehingga disekolah ini tidak ada lagi pihak tertentu yang memanfaatkan hak anak didik dan guru komite untuk kepentinagan pribadi dan kelompok.
Sorot News telah berusaha melakukan konfirmasi kepada Kepala MIS Amanah Ruteng. Namun yang bersangkutan belum memberi tanggapanya. Sementara pihak Yayasan masih belum berhasil dihubungi. (Sumber: Liputantimur.Com).**