Laporan wartawan sorotnews.co.id : Slamet.
PEKALONGAN, JATENG – Roda kehidupan memang tak bisa ditebak. Rezeki, jodoh, dan takdir sepenuhnya berada di tangan Tuhan. Ungkapan ini tampaknya tepat untuk menggambarkan perjalanan hidup Alfiyan (38), atau yang akrab disapa Mas Al.
Dulu, Mas Al pernah menjalani kehidupan sebagai anak punk, menjadi Anak Buah Kapal (ABK), hingga bekerja sebagai kuli panggul di toko bangunan. Dengan latar belakang pendidikan Paket C setara SMA, ia sempat kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak di Pekalongan.
Namun, ia tak menyerah. Setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai kuli panggul, Mas Al bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik teh ternama di Pekalongan. Dari sinilah ia mulai berpikir tentang masa depannya. Menyadari bahwa usianya tak lagi muda, ia memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mas Al mengambil studi S1 Akuntansi di sebuah universitas swasta. Tak berhenti di situ, setelah lulus S1, ia melanjutkan ke Program Profesi Akuntan (PPAk) dan kini, pada Maret 2025, ia siap menyandang gelar Magister Akuntansi.
“Awalnya saya takut drop out saat kuliah S1, tapi perlahan namun pasti, akhirnya saya bisa lulus. Setelah itu, saya bertekad untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi,” ujar Mas Al, Selasa (25/3/2025).
Dikenal sebagai sosok yang gigih, Mas Al mencoba berbagai hal demi mencari pengalaman. Salah satu langkah berani yang tak disangka banyak orang adalah ketika ia mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) dalam Pemilu 2024 di Kota Pekalongan.
“Mas Al, dengan bekal gelar S.Ak, Ak, serta jaringan pertemanan yang luas, memberanikan diri maju sebagai caleg untuk dapil Pekalongan Timur pada 2024 lalu,” ungkap Tegar Hary, salah satu teman seperjuangannya.
Tak hanya berkiprah di dunia politik, Mas Al juga aktif dalam dunia akademik. Diam-diam, ia telah menulis berbagai jurnal ilmiah yang berhasil dipublikasikan di jurnal bereputasi.
“Skripsi Mas Al telah terbit di jurnal Sinta 6, sedangkan tesisnya dipublikasikan di jurnal Sinta 3. Ia bahkan berkolaborasi dengan dosen dan berhasil menerbitkan jurnal di Sinta 2,” terang Prof. Edy Suprianto, Ketua Program Magister Akuntansi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Kini, perjalanan Mas Al memasuki babak baru. Ia mendapatkan tawaran menjadi dosen Akuntansi di salah satu almamaternya. Tawaran tersebut ia sambut dengan penuh rasa syukur dan semangat.
Perjalanan hidup Mas Al menjadi bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, tidak ada yang mustahil. Dari seorang anak punk hingga menjadi seorang akademisi, Mas Al membuktikan bahwa masa depan dapat dibentuk dengan usaha dan ketekunan.**