Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
SURABAYA, JATIM – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Timur terus mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras guna mendukung program swasembada pangan nasional. Hingga 26 Maret 2025, Bulog Kanwil Jatim telah menyerap sebanyak 270.000 ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara dengan 135.000 ton beras. Jumlah ini menjadikan Jawa Timur sebagai wilayah dengan penyerapan gabah dan beras terbesar di Indonesia.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Timur, Langgeng Wisnu, mengungkapkan bahwa berdasarkan data time series, serapan gabah dan beras dari Januari hingga Maret 2025 merupakan pencapaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
“Pencapaian ini menunjukkan komitmen kami dalam mendukung kesejahteraan petani serta menjaga stabilitas pangan nasional,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi menghadapi panen raya yang tengah berlangsung, Bulog Kanwil Jatim melalui 13 kantor cabangnya tetap melaksanakan penyerapan gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram. Saat ini, serapan gabah mencapai 12.000 ton GKP per hari atau setara dengan 6.000 ton beras.
Untuk menghindari potensi kerusakan akibat penumpukan gabah yang belum dikeringkan, Bulog Kanwil Jatim juga mengoptimalkan sarana pengeringan dan pengolahan milik sendiri. Selain itu, jumlah mitra makloon pengolahan turut ditingkatkan dari sebelumnya 54 mitra menjadi 101 mitra yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan efektivitas penyerapan, Bulog Kanwil Jatim juga melakukan penyegaran kepemimpinan di beberapa kantor cabang, khususnya di Kediri, Madiun, dan Tulungagung.
Humas Perum Bulog, Andrew Ramadhan, membenarkan adanya pergantian pimpinan di tiga cabang tersebut.
“Benar ada penyegaran di tiga cabang tersebut. Perubahan kepemimpinan ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas serta memperkuat upaya penyerapan gabah di tiga wilayah operasi tersebut,” kata Andrew saat dikonfirmasi.
Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan, Perum Bulog Kanwil Jawa Timur optimistis dapat terus menjaga stabilitas pasokan beras dan mendukung ketahanan pangan nasional.**