Tabungan Lebaran Tak Cair, Ratusan Emak-emak di Mojokerto Ngaplo

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro. 

MOJOKERTO, JATIM – Ratusan emak-emak di Mojokerto ngaplo lantaran tabungan lebaran mereka batal cair. Kerugian mereka mencapai Rp.108.334.000.

Bacaan Lainnya

Tabungan lebaran ini diselenggarakan Lis Sumariyati (45), warga Dusun/Desa Bakalan, Gondang, Mojokerto. Dengan menabung Rp 6.000/minggu, setiap anggota bebas memilih paket yang ingin mereka dapatkan.

Yaitu paket daging mendapatkan 2 Kg daging sapi, 3 Kg gula pasir dan 3 liter minyak goreng. Paket sembako mendapatkan 10 Kg gula pasir dan 1 dus minyak goreng. Paket uang mendapatkan Rp 320.000. Paket tabungan ini dicairkan setelah 52 pekan

Koordinator tabungan lebaran asal Desa Karangkuten, Suswati Ningsih (40) mengaku membawa 200 lebih anggota yang notabene emak-emak di sekitar rumahnya. Setiap minggunya, masing-masing anggota menabung Rp 6.000/paket sejak Ramadan 2024. Artinya, banyak anggota yang menabung lebih dari 1 paket.

“Saya setor Rp 1.650.000 setiap Sabtu ke Bu Lis, penyelenggara tabungan lebaran. Dijanjikan cairnya awal Ramadan 2025 setelah 52 kali bayar,” terangnya kepada Sorotnews di Kantor Desa Bakalan, Rabu (26/3/2025)

Namun, hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri, Lis tak kunjung mencairkan tabungan tersebut. Suswati mengaku sudah berulang kali menagih ke rumah Lis. Hanya janji-janji manis yang ia dapatkan. Padahal, anggotanya membutuhkan tabungan ini untuk merayakan lebaran.

“Total seluruhnya Rp 85,8 juta, yang belum dicairkan Rp 72.550.000. Karena sebagian anggota sudah diambil berupa daging dan uang Rp 600.000 untuk hajatan,” ungkapnya.

Suswati tak menyangka tabungan lebaran yang diselenggarakan Lis bisa macet. Sebab pengalamannya menabung 3 tahun belakangan, pencairannya tepat waktu. “Alasannya (Lis) uangnya dibawa orang untuk dikembangkan,” ujarnya.

Perasaan nelangsa yang sama dirasakan Dewi Ayu Pranata (30), koordinator tabungan lebaran warga Desa Candiwatu, Pacet, Mojokerto. Ia mempunyai 11 anggota yang menabung 3 paket daging, 16 paket uang dan 16 paket sembako. Ia menyetorkan tabungan anggota kepada Lis secara rutin setiap akhir pekan.

“Karena dengan menabung Rp 6.000 per minggu dapat gula dan minyak goreng, lumayan untuk lebaran. Karena saat lebaran harga sembako kan naik. Kalau daging dapat 2 Kg ditambah minyak goreng 3 liter dan gula 3 Kg, itu yang menguat kami tergiur,” jelasnya.

Dewi juga tak menyangka tabungan lebaran yang diselenggarakan Lis bakal macet. Sebab pengalamannya 2 tahun menabung aman-aman saja. Kini ia harus memikul beban 11 anggotanya. Sebab total tabungan yang belum dicairkan Rp 10,2 juta.

“Sudah berulang kali menagih ke rumahnya. Semoga saja sebelum Mei sudah dicairkan,” cetusnya

Sedangkan Yayuk Sri Rahayu (32), koordinator tabungan lebaran warga Kedung Gede, Dlanggu, Mojokerto mengaku rugi Rp 25.584.000. Karena tabungan 82 anggotanya juga belum dicairkan oleh Lis. Padahal, tabungan tersebut dijanjikan cair awal Ramadan 2025.

“Awal Ramadan saya tagih dijanjikan pertengahan, saya tagih lagi mundur 20 Maret, saya tagih lagi, orangnya menghilang,” terangnya.

Pemerintah Desa Bakalan pun mengundang Lis dan perwakilan korban untuk dimediasi di balai desa. Hasilnya, Lis membuat surat pernyataan akan membayar tabungan lebaran kepada Suswati, Dewi dan Yayuk paling lambat Mei 2025. Totalnya Rp 108.334.000.

“Dijanjikan paling lambat Mei 2025. Kalau meleset lagi akan kami laporkan ke polisi,” tegas Yayuk

Kades Bakalan Soliqin membenarkan pihaknya yang memediasi perwakilan korban dengan Lis. Sebab ia meras kasihan dengan para korban yang kesulitan menemui maupun menghubungi Lis.

“Hasilnya ada 3 orang yang siap mau dibayar oleh Mba Lis. Kesepakatannya sanggup membayar April, maksimal Mei 2025. Total kerugian para korban Rp 108 juta,” tandasnya.

Sayangnya, Lis bergegas meninggalkan kantor Desa Bakalan setelah mediasi. Sehingga detikJatim belum bisa mengkonfirmasi terkait tabungan lebaran ini.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *