Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Peralatan sederhana seperti sekop dan pacul masih terjadi dalam pengerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Entah alasan apa pelaksana kerja enggan atau bahkan malas untuk menggunakan peralatan yang lebih moderen seperti concrete mixer atau mesin molen untuk menjaga kualitas pekerjaan.
Hal tersebut terjadi dalam pekerjaan rehabilitasi jalan kabupaten di talud Jalan Coprayan-Paweden di Desa Paweden, Kecamatan Buaran yang dikerjakan oleh CV Dwi Multi Sarana masih terlihat menggunakan peralatan manual.
Pelaksana proyek yang hanya mau disebut Tyo, mengakui pekerjaan masih manual serta tidak menggunakan mesin pengaduk atau molen.
“Molen ada, cuman masih diservise karena rusak,” katanya, Selasa (30/11/2021).
Tyo menuturkan sudah tiga hari molen tidak digunakan karena rusak, awalnya ada lalu rusak. Jadi setelah servise rampung akan digunakan lagi.
Sedangkan untuk pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan berupa pembuatan talud jalan dengan total panjang 186 meter di kanan dan kiri.
Sementara untuk progres saat ini di segmen pertama yang sudah dikerjakan sepanjang 113 meter untuk sisi kanan dan segmen kedua panjang 74 meter dengan tinggi talud 70 cm serta kedalaman pondasi 40 cm.
“Pekerjaan ini baru berlangsung sepekan,” jelasnya.
Terpisah, Direktur CV Dwipa Multi Sarana, Helmy Hasanudin, yang dihubungi melalui sambungan telepon genggam awalnya tidak merespon, selang sehari yang bersangkutan menjawab dan mengaku bahwa selama tiga hari memang tidak menggunkan molen lantaran rusak.
“Insya Allah hari ini sudah ada mesin molen,” janjinya.
Dari hasil pantaun di lokasi, pekerjaan pembuatan talud jalan sudah jadi kurang lebih 100 meter.
Sebagai informasi, proyek penunjukan langsung tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp 99.480.000,00 dengan lama pengerjaan 30 hari kalender mulai 19 November hingga 18 Desember 2021.