Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Akses Jalan yang mudah dilalui dan mendekatkan jarak tempuh menjadi hal yang paling diimpikan bagi warga Desa Songgodadi, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
Perjuangan warga merehabilitasi Jalan tembus sekaligus membangun kembali Jembatan Lama yang telah rusak, masih terkendala pendanaan dan keseriusan Pemerintah Daerah setempat.
Daslam (45) warga setempat menuturkan, Jalan tembus yang sedang dikerjakan warga seadanya tersebut menghubungkan Kecamatan Petungkriyono dengan Kecamatan Lebakbarang.
“Panjangnya 4 kilometer. Adapun kondisi Jalan rusak dengan lebar kurang lebihnya 4 meter,” terang Daslam, Jum’at (25/2/2022).
Daslam mengatakan, Jalan penghubung tersebut menjadi pilihan warga terutama bakul sayuran dan pedagang sapi yang ingin menuju ibukota Kabupaten.
Selain menjadi akses ekonomi penting bagi warga, juga mempersingkat jarak tempuh dibanding harus melewati jalur utama Petungkriyono – Doro.
“Kalau lewat Doro jarak tempuhnya 45 kilometer, sedangkan lewat Jalan pengubung tembus ke Lebakbarang cuman 30 kilometer. Selisihnya bisa setengah jam untuk menghemat ongkos,” ujar Daslam menjelaskan.
Meski badan jalan tidak terlalu lebar serta kondisinya rusak namun cukup ramai dilewati oleh para pedagang dan menjadi urat nadi ekonomi bagi kedua Kecamatan. Sehingga kalau aksesnya bagus dan lancar akan sangat berdampak sekali bagi kemajuan daerah sekitar.
“Yang perlu diperbaiki itu tidak hanya Jalan tapi juga Jembatan. Saat ini sedang diperbaiki warga seadanya menggunakan kayu agar tidak membahayakan,” jelasnya.
Daslam mengungkapkan pihaknya selama ini sudah berkali-kali mengajukan bantuan perbaikan jalan dan jembatan ke Pemerintah Daerah, namun selalu gagal disetujui.
Yang terakhir saat ada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan di hadiri anggota DPRD dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) juga mengalami nasib yang sama.
“Disetujui namun tak pernah terealisasi hingga sekarang. Padahal kemarin sempat terjadi longsor dan merusak jembatan, tapi tidak ada tindaklanjut,” katanya.
Daslam berharap kalaupun tidak bisa dianggarkan pada tahun ini, setidaknya ada penanganan darurat memperbaiki Jembatan dan merehabilitasi Jalan dengan menurunkan alat berat ke lokasi, agar bisa dilintasi dengan lancar.
“Warga sebenarnya sudah putus asa karena sejak 1979 tidak pernah lagi mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. Tidak ada sentuhan pembangunan sejak era Presiden Suharto hingga pemimpin yang sekarang,” papar Daslam.
Daslam membeberkan, dulunya Jalan tembus dan Jembatan tersebut dibangun oleh TNI pada tahun 1979. Namun dalam perkembanganya tak pernah lagi dapat perhatian.
“Dari Bupati terdahulu hingga sekarang tidak satupun yang peduli dengan pembangunan ekonomi di kawasan ini,” tutur Daslam.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU Taru) Kabupaten Pekalongan, M Faruq menyebut, permintaan bantuan alat berat masih dikaji.
“Kita kaji dulu, karena akses Jalan menuju ke sana layak tidak untuk dilewati alat berat,” ucapnya.
(Tim)