Dinas Tegur Pelaksana Proyek, Rekanan Diminta Bongkar Pekerjaan Tidak Sesuai Spek

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Slamet. 

PEKALONGAN, JATENG – Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ismail, memberikan teguran keras kepada pelaksana proyek pembangunan TK Aisyiah Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni. Teguran diberikan lantaran sejumlah item pekerjaan tidak memenuhi syarat.

Bacaan Lainnya

“Kami sudah berikan ultimatum untuk kualitas pekerjaan termasuk peringatan keras kepada konsultas pengawas dan pekerja di lapangan,” ujar Ismail di kantornya, Selasa (25/7/2023).

Ia mengungkapkan sebelumnya telah menerima laporan adanya pekerjaan ruang kepala sekolah, guru dan arena bermain serta APE (Alat Permainan Edukatif) di TK Aisyiah yang tidak sesuai spesifikasi.

Terkait hal tersebut pihaknya sudah menindaklanjuti dengan memerintahkan kepada tim teknis untuk mengganti pasir bahan cor beton. Disebut untuk kolom dan balok diwajibkan pasir muntilan.

“Saya sudah marahi itu pengawasnya kenapa bisa diloloskan dan untuk kolom sudah saya perintahkan untuk dibongkar,” katanya.

Pihaknya juga sempat menghentikan pekerjaan untuk membongkar kolom dan memastikan untuk diganti. Kemudian untuk penggunaan pasir weleri sudah diminta juga untuk diganti pasir muntilan.

“Ini jadi evaluasi kami ke depan. Ke grup juga sudah dilakukan untuk peningkatan kualitas,
nanti kalau ada uji beton tidak masuk ya perhitungan lagi,” jelasnya.

Sementara itu direktur CV Satriya Pinandhita yang menjadi pelaksana proyek tidak merespon permintaan wawancara tim sorotnews.

Proyek pembangunan fasilitas gedung TK Aisyia juga mendapatkan sorotan dari Ketua LSM GMBI Kabupaten Pekalongan, Agus Subekti yang menyebut tidak sesuai mutu karena penggunaan material di bawah standar.

Menurut Agus Subekti, dalam proses pembangunan tersebut, terdapat indikasi bahwa pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya. Salah satu permasalahan yang mencuat adalah saat pengecoran kolom dan balok, di mana tidak menggunakan pasir muntilan melainkan pasir Weleri yang harganya lebih murah , yang tidak sesuai perencanaan sehingga berpotensi mempengaruhi kualitas dan mutu bangunan yang sedang dibangun.

“Kalau memang pembangunan itu tidak sesuai, harusnya dibongkar saja dan diganti dengan pasir yang sesuai untuk pengecoran,” tegas Agus

Selain menyoroti masalah spesifikasi pembangunan, Agus Subekti juga menyoroti kurangnya pengawasan yang dilakukan selama proses pembangunan. Ia menegaskan bahwa peran konsultan pengawas sangat penting untuk memastikan pembangunan berjalan tepat waktu dan sesuai dengan standar mutu, terutama ketika yang dibangun adalah gedung sekolah.

“Konsultan pengawas harus benar-benar mengawasi dengan tepat karena mereka dibayar menggunakan uang negara,” tandas Agus.

Selain itu , Agus Subekti juga menyoroti terkait pemenang tender proyek tersebut.
Ia merasa bahwa penurunan dari nilai pagu proyek yang awalnya Rp 377.000.000 menjadi Rp 374.512.000 hanya turun sekitar 0,66%, bila dinilai cuma berkurang Rp 2,488,000(dua juta empat ratus delapan puluh delapan ribu). Agus berpendapat bahwa dengan penurunan anggaran seperti itu, pembangunan seharusnya bisa mencerminkan peningkatan kualitas.

“Dalam pemenang tender yang hanya turun kurang dari 1% harusnya rekanan bisa menjaga kualitas pekerjaan,” katanya.

Tambahan informasi, berikut postur proyek pekerjaan lelang yang dimenangkan oleh CV Satriya Pinandhita,
Nomor SPK : 002/DAK- PAUD- 59/ PPK/ VI /2023 TGL :16 juni 2023
Masa pelaksanaan : 120 (hari kalender)
Nilai Pekerjaan : Rp. 374.512.000.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *