Laporan wartawan sorotnews.co.id : M. Suryadi.
TAPANULI SELATAN, SUMUT – Usai membagikan bibit ke beberapa kelompok Tani (Poktan) di wilayah Tapsel kali ini Rasyid Assaf Dongoran, M.Si, Wakil Bupati Tapanuli Selatan langsung berikan penyuluhan teknis kepada Petani Kopi di Desa Batusatail, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Jumat (8/9/2023)
Tak ingin hanya sebatas membagi bibit Dalam Kesempatan tersebut Wabup mengajak petani untuk selalu bersemangat menjalankan profesi petani kopi dengan memulai menerapkan jam target kerja harian.
“Dalam 24 jam sehari semalam kita sebagai petani hidup di Batusatail ini, dimana 8-10 jam istirahat dan tidur, selanjutnya ke warung kopi 3 x sehari total sekitar 3 jam, mengurus rumah dan keluarga dll sekitar 5 jam, ibadah dan berdoa pagi siang sore malam sekitar 2 jam, artinya sisa ada sekitar 4-5 jam, maka fokus lah,” ujar Rasyid.
Rasyid juga meminta agar dari 30.000 bibit Kopi Arabika dan Kopi Robusta yang sudah ditanam di desa Batusatail untuk di rawat sepenuh hati dan jika kekurangan bibit dan pupuk untuk segera berkoordinasi dengan tim lembaga non pemerintah atau Lembaga Sumatra Rainforest institute (SRI).
“Pola Agroforestri kopi yang diterapkan dimaksudkan senada menanami tanaman durian, jengkol disekitar lahan kopi dan bebrapa tanaman petai di dalam lahan kopi, dengan membayangkan lahan kopi tidak terlalu terbuka terang dan tidak terlalu tertutup gelap cahaya matahari di kemudian hari. Pola seperti ini merupakan Kopo ramah lingkungan,” ucap Rasyid.
Sebagai penjelasan bahwa Lembaga Sumatra Rainforest institute (SRI) adalah lembaga Pertanian dan Kehutanan Non Pemerintah.
“Saya dkk mendirikan dan menjalankan sebelum saya Wabup, Lembaga ini bekerja menggaji staff dan kantor serta kegiatan lapangan nya tidak menggunakan dana pemerintah, untuk membantu masyaraka,” jelas Rasyid.
Rasyid Assaf Dongoran juga menjelaskan bahwa dirinya Tidak lagi memimpin SRI karena sudah menjadi Wakil Bupati, tetapi saya tetap selalu ikut kegiatan lapanhannnya jika terkait penyuluhan pertanian dan kehutanan sebagai pengisi waktu tertentu kedesa desa.
Penyuluhan Berlangsung dialogis dan penuh canda tawa antara masyarakat dan berakhir dengan foto bersama.
“Saya memang senang dari zaman dulu sebelum sebagai Wabup untuk turun ke desa- desa membawa Thema seputar pertanian dan kehutanan serta lingkungan hidup. Kegiatan ini saya lakukan sejak saya tamat kuliah, setelah bekerja di NGO/LSM, saat Sebagai ASN berhenti dan menjadi Politisi, hal hal turun kedesa ini memang fasion saya puluhan tahun, membuat saya sehat jasmani dan rohani,” ungkapnya tertawa.