Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni.
KOTA PEKALONGAN, JATENG – Seribu pelajar dan puluhan pengelola perpustakan masyarakat dan mandiri melakukan aksi membaca buku bersama selama 15 menit. Aksi yang dilakukan di Lapangan Mataram Kota Pekalongan tersebut bertujun untuk mengajak masyarakat kembali gemar baca buku.
“Aksi membaca buku bersama selama 15 menit ini menjadi simbol gerakan gemar membaca agar masyarakat kembali menjadikan buku sebagai sumber ilmu dan wawasan,” ujar Bunda Literasi Kota Pekalongan Inggit Soraya, Kamis (21/9/2023).
Ia mengatakan tantangan terberat dari upaya mengajak masyarakat kembali menggemari buku adalah kemajuan teknologi informasi di mana akses yang ditawarkan gawai atau perangkat seperti smartphone lebih mudah.
Masyarakat dari tataran balita hingga dewasa lebih terbudaya memanfaatkan perangkat yang memang dari berbagai segi lebih unggul, cepat bahkan menawarkan banyak pilihan.
“Menurunnya jumlah produksi buku yang harganya terjangkau atau murah juga menjadi salah satu faktor minat baca masyarakat rendah,” jelas Inggit.
Dirinya menyebut Indeks Pembangunan Literasi Membaca (IPLM) di Kota Pekalongan masih rendah. Namun demikian upaya yang terus dilakukan seperti menambah jumlah perpustakaan di sekitar masyarakat dan memperbanyak jumlah koleksi buku perlahan menunjukkan hasilnya.
“Tiga tahun sebelumnya IPLM Kota Pekalongan ada di peringkat kedua terbawah di Jawa Tengah. Namun untuk 2023 ini sudah berada di urutan 13, harapannya itu bisa meningkat lagi,” terang Inggit.
Dari data Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan hingga 2023 sudah ada 80 perpustakaan yang dikelola oleh masyarakat dan mandiri serta satu perpustakaan induk milik pemerintah daerah.
Adapun jumlah koleksi buku sebanyak 80 ribu judul dan ada 10 ribu judul buku digital. Meski belum termasuk ideal, namun upaya pemenuhan jumlah koleksi buku minimal dua persen dari jumlah penduduk akan terus diperbanyak tiap tahunnya.