Laporan wartawan sorotnews.co.id : Ipan Sofyan.
JAKARTA – Massa aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta menyuarakan penolakan terhadap hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Mereka mendukung upaya Hak Angket terkait dugaan kecurangan pemilu.
Di tengah terik matahari, massa demo justru memilih membakar ban di depan Gedung DPR. Sementara sebagian massa yang diduga kelelahan terlihat tumbang hingga harus ditandu petugas medis menjauhi kerumunan.
Pantauan wartawan sorot news, Selasa (05/03/2024) hingga pukul 14.50 WIB, massa aksi tidak mengendurkan semangatnya menyuarakan keprihatinnya atas dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Koordinator Presidium Demonstrasi, Afandi Ismail menyampaikan, selain soal masalah Pemilu 2024, pihaknya yang juga diramaikan oleh ibu-ibu meminta agar pemerintah menurunkan harga sembako.
“Terutama harga beras, cabai, dan kita juga mendengar ada rencana kenaikan harga BBM dan masih banyak lagi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat lainnya. Kita minta supaya DPR memperhatikan aspirasi ini, sehingga benar-benar kenaikan-kenaikan ini bisa segera diturunkan dan kelangkaannya pun atau ketersediaannya pun bisa segera dipenuhi di masyarakat,” tutur Afandi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (05/03/2024).
Menurutnya, massa yang tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi itu turut mendesak agar DPR RI segera menangani Hak Angket dalam rangka mengadili kecurangan atau pun kejahatan Pemilu 2024.
“Ini untuk menyelamatkan, mengembalikan marwah demokrasi kita itu hanyalah ke DPR/MPR, itu harapan terakhir rakyat melalui Hak Angket. Karena kita sudah kehilangan trust, kita sudah kehilangan kepercayaan kepada Mahkamah Konstitusi,” jelas dia.
Afandi menyatakan, Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan aturan yang jelas menabrak kontitusi dengan meloloskan Gibran Rakabuming Raka selaku anak presiden sebagai calon wakil presiden. Termasuk juga dosa KPU selaku penyelenggara Pemilu.
“Ini bukan soal kepentingan 01 atau bukan soal kepentingan 03, di sini kita rakyat Indonesia yang tergabung di koalisi ini nanti juga banyak lagi dan teman-teman guru, dari teman-teman mahasiswa yang lain, masyarakat yang lain semuanya satu suara. Apa itu, kita ingin melihat demokrasi kita ini yang telah kita perjuangkan kurang lebih 25 tahun selamat, terhormat,” ungkapnya.
Tidak ketinggalan, Jokowi juga disebutnya terlalu banyak melakukan kesalahan di akhir masa kepemimpinannya. Bukan tidak mungkin, rakyat yang marah besar akan menduduki Gedung DPR RI untuk meminta pemakzulan presiden.
“Kita pastikan aksi kita ini aksi damai ya. Nanti kita meminta para anggota DPR terutama lima fraksi PDI, kemudian PKB, PKS, Nasdem dan PPP perwakilannya menghampiri masa aksi, kita ingin mendengar bagaimana sikap mereka terhadap Hak Angket ini,” Afandi menandaskan.
Adapun tuntutan massa aksi adalah sebagai berikut:
1. Makzulkan Jokowi penjahat demokrasi.
2. Adili Jokowi dan kroni-kroninya. pengkhianat rakyat
3. Hapuskan dinasti politik.
4. Adili Komisioner KPU dan Bawaslu yang berkonspirasi jahat dengan penjahat demokrasi.
5. Tolak hasil Quick Count menyesatkan.
6. Audit forensik sistem IT KPU.
7. Tolak hasil Pemilu curang.
8. Laksanakan Hak Angket DPR MPR RI terkait pemilu curang.
9. Usut tuntas grand design Pemilu curang Terstruktur, Sistematis dan Massif.
10. Diskualifikasi paslon Pilpres yang melakukan kecurangan Terstruktur, Sistematis dan Massif.
11. Audit dugaan penyelewengan penggunaan APBN dan Anggaran Pemilu 2024.
12. Tolak kelangkaan dan kenaikan harga beras.
13. Tolak kenaikkan harga cabai.
14. Tolak kenaikkan harga sembako.
15. Tolak rencana kenaikan harga BBM dan kebutuhan rakyat lainnya.