Laporan wartawan sorotnews.co.id : Andri HH.
KAB. TASIKMALAYA, JABAR – Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah 2024 tinggal beberapa bulan lagi, beberapa nama bakal calon sudah bermunculan. Seperti halnya pemberitaan yang viral di sejumlah media online yang menyebutkan bahwa Pimpinan Pondok Pesantren Nur – Al Hidayah H. Fajar Syamsul Maarif menjadi Bakal Calon Bupati Tasikmalaya.
Menyikapi hal tersebut awak media meminta tanggapan terkait Fajar Syamsul Ma’arif, S.Pd., M.Pd., yang optimis untuk maju dalam perhelatan Pilkada 2024.
“Saya mencalonkan diri ikut bertarung di perhelatan Pilbup Kabupaten Tasikmalaya, itu pun hanya satu tujuan dalam pribadi saya khusus peradaban ataupun revolusi tentang ke masyarakatan dari mulai infrastruktur pembangunan, Sosial kemasyarakatan, Budaya serta Agama,” ucap sosok milenial yang akrab di sapa Kang Haji, Minggu (17/03/2024).
Ia menuturkan bahwa optimis mencalonkan diri sebagai bakal Calon Bupati Tasikmalaya ini merupakan bentuk wujud sosial di masyarakat membangun kabupaten Tasikmalaya lebih baik lagi dengan cara masuk di Eksekutif.
“Bahwa bentuk wujud sosial di masyarakat begitupun kita harus memprioritaskan poin-poin tertentu hal terpenting dalam bidang ke agamaan, karena memang di Indonesia itu khusus nya Kabupaten Tasikmalaya kita tidak harus menuju kepada satu agama tapi toleransi kita sebagai warga Indonesia itu mempunyai azas yang berdasarkan Bhineka Tunggal Ika dan berazaskan Pancasila,” imbuhnya.
Kemudian yang terpenting Lanjut H. Fajar, kita harus bisa toleransi ataupun dalam bahasa religinya itu adalah rahmatan Lilallamin menghargai siapapun yang berhadapan dengan kita memberikan asumsi, somasi, dan lain sebagainya.
Ia mengatakan bahwa sebagai aparatur pemerintah ataupun pejabat yang ada di Kabupaten Tasikmalaya tidak boleh menutup untuk masyarakat yang mengeluarkan apresiasi begitu pun aspirasi dalam masyarakat tertentu.
Ketika di tanyai kenapa berambisi untuk maju di Pilbub Tasikmalaya ia mengatakan, “karena banyak yang lihat. Bukan tidak beres. Akan tetapi kurang beres. Dalam perjalanan khususnya seperti dinasti ataupun prasasti,” jawabnya.
“Jadi itu ada turunan semisal keluarga, Kenal, lalu kedekatan. Padahal dalam Demokrasi itu yang di unggulkan itu adalah prestasi ataupun potensi di dalam bidang nya ataupun ahlinya, jadi oleh karena itu untuk semua aparatur pemerintah semua pejabat yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, tolong perhatikan masyarakat yang kecil yang memang masih banyak yang tidak mampu ataupun serba kekurangan sebagai pemimpin itu harus bisa mengayomi masyarakat yang ada di Kabupaten Tasikmalaya,” ungkapnya.
Kendati demikian. menurutnya, untuk persiapan dalam Perhelatan Pilbup ini mungkin baru beberapa persen saja, karena ia mengutamakan untuk popularitas dulu karena semua masyarakat belum mengenal dan mengetahui profil bahwa H. Fajar itu siapa.
“Kebetulankan kemarin saya ikut di Pileg salah satu partai PPP, namun untuk kali ini saya mencoba independen saja, kenapa saya coba melalui independen, karena saya tidak mau terkait oleh oknum-oknum politik yang harus berbagi, dimana untuk hak masyarakat, dan ini harus di berikan ke partaiy yang mana itu adalah kontrak politik oleh para oknum-oknum politik,” tegasnya.
Selain itu ia juga mengatakan, “Khusus dalam Pilbup ini saya punya visi-misi untuk perkembangan dalam bidang apapun tidak melihat apakah itu zionis ataupun Islam, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, serta organisasi Islam yang lainnya.Justru yang saya harapkan semua ahli-ahli Sunnah waljamaah itu harus bersatu saya tidak akan memaksa kan Masyarakat apalagi intervensi untuk memilih saya, tapi setidaknya masyarakat harus tahu dulu siapa saya terus kegiatan-kegiatan apa saja yang selama ini saya geluti karena masyarakat itu akan tahu dengan sendirinya, jadi saya tidak akan memaksa untuk di pilih tapi silahkan masyarakat yang menilai nya,” tutupnya.*