Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni.
KOTA PEKALONGAN, JATENG – Sebanyak 3000 bungkus bubur suro dibagikan ke pengunjung dalam Festival Bubur Suro yang berlangsung di Jalan Jlamprang, Kelurahan Krpayak, Kota Pekalongan. Festival yang baru enam kali digelar tersebut berlangsung selama tiga hari.
Malam puncak Festival Bubur Suro juga dimeriahkan oleh arak-arakan dan kirab gunungan berisi bubur suro yang berakhir dengan pembagian pengaman tradisional lokal tersebut ke pengunjung yang sudah memadati lokasi.
Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid saat menutup acara mengatakan Festival Bubur Suro merupakan kegiatan membangkitkan tradisi yang sudah ada di Krapyak dalam memperingati 10 Muharram (Asyuro).
“Jadi ini menjadi momentum untuk membangun tali silaturahim dan mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah Krapyak. Festival ini sendiri sudah berlangsung sejak 2018,” katanya, Selasa (30/7/2024).
Festival Bubur Suro sudah berlangsung enam kali di Kelurahan Krapyak dengan dukungan pemerintah Kota Pekalongan. Festival serupa sempat ditiadakan penyelenggaraannya lantaran terdampak pandemi Covid-19. Selanjutnya Festival Bubur Suro kembali digelar.
Selain Festival Bubur Suro, tradisi memperingati Asyuro juga diramaikan oleh pertunjukkan kesenian, hiburan musik keroncong, musik gamelan, musik hadroh, lomba menggambar, lomba peragaan busana, demo masak, hingga 36 UMKM makanan dan minuman.
Adapun bubur suro terbuat dari bahan seperti beras yang diolah bersama bumbu, rempah, jinten, kacang hijau, santan ditambah irosan mentimun, telur ayam, perkedel dan taburan kacang tanah.
Sedangkan cara penyajiannya setelah bubur matang lalu disiapkan wadah yang terbuat dari daun pisang dipincuk atau berbentuk mangkok. Bubur suro lebih nikmat dimakan saat masih hangat.
“Dalam Fastival Bubur Suro biasanya warga menyiapkan dengan cara bergotong-royong dari proses awal hingga penyajian sebelum dibagikan ke pengunjung,” tutupnya.*