Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
JAKARTA – Kementerian Pertahanan Indonesia dan Dirgantara Turki telah meneken kerjasama pembelian 12 unit ANKA di Jakarta, 3 Februari 2023.
Kerja sama ini disertai dengan beberapa program pelatihan, alih teknologi, dan dukungan untuk dukungan logistik terintegrasi (ILS), dukungan darat dan peralatan uji (GS&TE), simulator penerbangan, hanggar infrastruktur, dan masa garansi selama 24 bulan/600 jam terbang.
Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan kontrak pembelian 12 unit ANKA mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,5 triliun.
Rencananya, ANKA akan dikirim ke Indonesia dalam waktu 32 bulan setelah kontrak efektif.
Dikutipzona.com dari Siaran Pers Nomor: SP/06/VII/2023/ROHUMAS, yang menyebut Menhan Prabowo Beli 12 Unit UAV ANKA dari Turkiye.
Kontrak senilai USD 300 juta ini sekarang masih dalam proses aktivasi di kementerian Keuangan dan pengiriman 12 unit UAV ANKA tersebut akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak berlaku efektif.
Dalam pengadaan UAV tersebut, selain materiil kontrak utama terdapat juga materiil kontrak tambahan berupa Integrated Logistic Support (ILS), Ground Support and Test Equipment (GS&TE), Flight Simulator, Infrastruktur Hanggar dan pelatihan serta masa garansi selama 24 bulan/600 jam terbang (mana yang tercapai lebih dulu).
Pengadaan 4 sistem UAV ANKA yang terdiri dari 12 unit UAV ANKA ini merupakan upaya nyata Menhan Prabowo dalam deklarasi Arahan Presiden Jokowi untuk terus memperkuat sistem pertahanan Indonesia, terutama dengan meningkatkan ragam, kuantitas dan kualitas alutsista TNI,” jelas siaran pers Kemenhan tersebut.
Dalam wawancara khusus CEO Dirgantara Turki Temel Kotil bersama 7 agensi media lain dari Indonesia dan Malaysia di sela-sela pameran industri pertahanan nasional IDEF 2023 di Istanbul, perwakilan Turki mengatakan akan melakukan transfer teknologi.
“Untuk kontrak pembelian dengan Indonesia, 6 unit akan dirakit di Turki, dan 6 unit lainnya akan dirakit di PT DI. Ini sebagai bentuk transfer teknologi. Kami berencana mulai mengirimkan komponen pada Agustus tahun ini,” ujar Presiden dan CEO Turki Dirgantara Temel Kotil mengatakan di Istanbul, Turki pada 27 Juli 2023 seperti dikutip dari Antara.*