Pesatnya Perkembangan Teknologi, SMPN 3 Kota Pekalongan Bekali Siswa Digital Marketing

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Toni. 

KOTA PEKALONGAN, JATENG – SMPN 3 Kota Pekalongan kembali mengadakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan mengangkat tema Kewirausahaan Digital Marketing. Program ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan pemasaran digital yang semakin relevan di era industri 4.0, Kamis (20/2/2025).

Kepala SMPN 3 Kota Pekalongan, Durotul Azizah, menjelaskan bahwa tema ini dipilih berdasarkan minat dan aspirasi siswa yang menginginkan pembelajaran berbasis kewirausahaan.

“Di awal tahun pelajaran kami meminta anak didik kami untuk memilih tema P5 sesuai dengan keinginan mereka, dan terpilih tema kewirausahaan, kemudian oleh tim pengembangan SMPN 3 diputuskan topik yang diambil digital marketing, yang mana bertujuan membekali pengetahuan yang bermakna,” katanya.

Menurutnya, antusiasme siswa sangat tinggi karena mereka bisa langsung mempraktekkan strategi pemasaran digital melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, dan marketplace online.

“Kami ingin memberikan pengalaman nyata kepada siswa dalam dunia bisnis digital. Harapan kami, mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan inovatif, serta memiliki keterampilan yang bisa diterapkan di masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pengembang Sekolah sekaligus Koordinator P5, Desi Ariyanti, mengatakan bahwa dalam kegiatan ini siswa tidak hanya diajarkan tentang penjualan produk, tetapi juga strategi pemasaran digital yang lebih luas.

“Kami ingin siswa memahami bahwa digital marketing tidak sekedar menjual produk, tetapi juga membangun brand, melakukan promosi yang efektif, dan mengelola keuangan usaha. Mereka bahkan tidak hanya menjual produk seperti fashion dan kuliner, tetapi juga menawarkan jasa seperti jual beli akun game dan laundry,” jelasnya.

Untuk mendukung proyek ini, siswa membangun sebuah situs usaha bernama Spenga. Situs ini dikembangkan oleh tim ahli dari perwakilan kelas dan dirancang sebagai platform promosi usaha siswa.

“Di dalamnya terdapat logo komunitas, motto usaha, daftar produk dan jasa, progres penjualan, serta tautan ke berbagai platform media sosial. Harapannya, Spenga bisa menjadi wadah promosi yang lebih luas dan berkelanjutan, sehingga usaha siswa tidak hanya berhenti di P5, tetapi dapat terus berkembang,” terangnya.

Lebih lanjut, Pengawas pendamping setempat, Teguh Apriyanto, turut mengapresiasi semangat dan kreativitas siswa dalam kegiatan ini. Ia melihat banyak siswa yang sudah mulai memahami esensi kewirausahaan. Mereka tidak hanya menghasilkan konten menarik, tetapi juga menunjukkan karakter pantang menyerah. Bahkan, beberapa siswa mengatakan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan mereka siap untuk terus mencoba.

Teguh juga berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis pengalaman langsung.

“Pendidikan karakter tidak cukup hanya dengan teori, tetapi juga harus melalui praktik dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap kegiatan seperti ini terus berkembang dan semakin banyak sekolah yang menerapkannya,” tukasnya.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *